Teknologi

Astaga, Kata Ilmuwan Airpods dan Headphone Nirkabel Picu Kanker

×

Astaga, Kata Ilmuwan Airpods dan Headphone Nirkabel Picu Kanker

Sebarkan artikel ini
BAHAYA: Gelombang elektromagnetik melalui perangkat nirkabel meningkatkan risiko kanker, stres, hingga kerusakan genetik. (foto: net)

HARIANHALMAHERA.COM– Perangkat teknologi dewasa ini makin sederhana. Dari yang dulunya besar, kini makin kecil. Dulunya menggunakan kabel, kini tidak lagi (nirkabel). Seperti perangkat headphone dan airpods.

Hanya saja menurut para ilmuwan, efisiensi teknologi tidak berbanding dengan pengurangan resiko. Justru menambah resiko pagi penggunanya, terutama resiko kesehatan.

Melansir CNNIndonesia.com, sekira 250 ilmuwan dari 40 negara kompak mengatakan AirPods dan headphone nirkabel bisa menjadi pemicu kanker.

Para ilmuwan mengaku prihatin dengan kandungan radiasi medan elektromagnetik non-ionisasi (electromagnetic fields/ EMF) yang terdapat dalam perangkat earphone nirkabel lantaran bisa memengaruhi biologis dan kesehatan.

Bluetooth sendiri menggunakan EMF untuk mentransmisikan data yang telah diketahui berbahaya. Namun, para ilmuwan menemukan jika AirPods dan headphone nirkabel lainnya lebih berbahaya.

Perangkat yang digunakan di dalam saluran telinga yang mengarah langsung ke jaringan otak membuat gelombang radio yang dipancarkan bisa meningkatkan risiko kanker, stres, hingga kerusakan genetik.

Para ilmuwan ini mengajukan petisi kepada Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendorong pengembangan pedoman EMF yang lebih protektif terutama terkait risiko kesehatan.

“Kekhawatiran saya terkait AirPods adalah penggunaannya di saluran telinga yang terkoneksi ke jaringan otak dengan tingkat radiasi frekuensi radio yang relatif tinggi,” ujar profesor biokimia di University of Colorado, Jerry Phillips dalam situs resmi EMF Scientist.

Ia juga mengungkapkan sejumlah gangguan akibat penggunaan jangka panjang penggunaan headphone nirkabel seperti tumor, gangguan fungsi sel abnormal, dan risiko potensial lainnya.

Menurutnya, bukti-bukti menunjukkan adanya potensi gangguan kesehatan akibat teknologi yang mengandalkan frekuensi radio yang relatif tinggi.

Dalam periode tertentu, para ilmuwan menemukan jika paparan radiasi EMF pada manusia bisa merusak DNA. Kendati demikian, sebagian ilmuwan meyakini jika paparan radiasi EMF tidak membahayakan kesehatan manusia.

“Ada ribuan makalah yang melihat relevansi frekuensi radio dengan kesehatan, namun argumen ini tidak memiliki kredibilitas,” ucap Kenneth Foster, profesor bioteknologi di University of Pennsylvania yang telah mempelajari efek radiasi perangkat nirkabel terhadap kesehatan manusia.

Menurutnya, WHO dan organisasi kesehatan dunia lainnya telah mempelajari efek samping Bluetooth, WiFi, dan teknologi perangkat nirkabel lain terhadap kesehatan manusia.

Hingga kini, Foster mengatakan lembaga kesehatan dunia belum menemukan bukti yang jelas terkait risiko potensial penggunaan perangkat nirkabel.(cnn/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *