Editorial

Ramadan

×

Ramadan

Sebarkan artikel ini

MARHABAN ya Ramadan. Selamat datang bulan suci, bulan yang lebih baik dari 1.000 bulan. Bagi umat Islam, Ramadan adalah bulan ‘perjuangan’ yang sesungguhnya.

Perjuangan ini bukan dengan mengerahkan kemampuan fisik (jihad). Bukan juga dengan mencurahkan semua pikiran (ijtihad). Tetapi lebih dari itu. Inilah perjuangan batiniah (mujahadah) melawan musuh terbesar umat manusia, hawa nafsu.

Kedatangan Ramadan di tengah-tengah euforia kemenangan kedua kubu dalam pertarungan merebut kursi orang nomor 1 di Indonesia, tentunya membawah berkah tersendiri. Paling utama, membuat kedua pendukung capres tidak lagi saling menghujat dan memfitnah.

Datangnya bulan Ramadan, tentunya juga membawa harapan besar agar semua pihak menginstrospeksi diri, bahwa semua yang dilakukan di dunia ini sifatnya hanya sementara. Kepunyaan dalam dunia ini tidak akan dibawa mati.

Jabatan yang sering diperebutkan, bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Jabatan itu, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Sudahkah kita semua yang diberikan kesempatan menjabat, bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya.

Seorang presiden akan dimintai pertanggungjawabannya sebagai pemimpin dari sekira 260 juta warga negaranya. Sudahkah dia berlaku adil bagi mereka semua? Sudahkah dia memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya?

Demikian juga menteri, kepala daerah, camat, kepala desa, lurah, kepala sekolah, bahkan sebagai kepala rumah tangga kan dimintai pertanggungjawabannya. Tentunya, semakin tinggi jabatan, semakin tebal pula laporan pertanggungjawabannya.

Sama ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau kepolisian dalam menyidik kasus yang melibatkan pejabat negara, tentunya membutuhkan waktu pemeriksaan lebih lama ketimbang yang tidak memiliki jabatan.

Marilah di bulan yang baik ini, kita berlomba-lomba mendekatkan diri kepada sang pencipta. Amal dan laksanakan apa yang menjadi perintah-Nya, sebaliknya jauhi semua yang sudah dilarang-Nya.

Bersihkan hati kita dari prasangka yang tidak baik terhadap orang lain. Bermaaf-maafanlah, jika punya kekhilafan. Biar hati lebih tenang melaksanakan semua amalan dalam puasa Ramadan ini. Semoga.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Editorial

SEBELUM negara ini mengubah kebijakan kepemiluan dari dipilih parlemen…