Pulau Morotai

Jokowi Pamer Teknologi ‘Pintar’ Bendung di Morotai

×

Jokowi Pamer Teknologi ‘Pintar’ Bendung di Morotai

Sebarkan artikel ini
Bendung Sungai Gugubali yang ada di Pulau Morotai

HARIANHALMAHERA.COM– Pulau Morotai kembali menjadi perbincangan warganet. Ini setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan bendung Sungai Gugubali yang ada di Desa Tiley Pulau Morotai, melalui akun Instagram miliknya @jokowi, Senin (23/9)

“Bendung dan Tanggul ini sungguh indah. Seperti susunan balok warna biru dan kuning selang-seling yang di sela-selanya mengalir dari bendungan di atasnya,” tulis Jokowi.

Bendung yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun lalu itu, memiliki lebar 30 meter untuk mengairi daerah irigasi seluas 300 hektare. “Nah, balok-balok biru itu adalah susunan blok-blok beton tipe Pusair yang saling mengikat dan mengunci, membentuk struktur ambang dan pelimpah bendung,” kata Jokowi.

“Inilah teknologi Bendung Modular untuk menaikkan tinggi muka air sungai Gugubali yang
dikembangkan oleh Kementerian PUPR,” Jokowi menilai, inovasi teknologi tersebut bermanfaat untuk daerah terpencil seperti pulau Morotai. Konsep ini memiliki sambungan yang kuat, baik itu mengurangi kehilangan air dan strukturnya dapat beradaptasi dengan lingkungan.

“Inovasi dan teknologi diperlukan dalam pengembangan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah. Dan satu hal lagi, ini karya anak bangsa sendiri,” jelasnya.
Teknologi Modular dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR dan telah terdaftar secara paten di Direktorat Jenderal (Ditjen) HAKI, Kementerian Hukum dan HAM.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang.

Salahsatu peneliti yang turut dalam pengembangan bendung modular, James Zulfan, akan mewakili Indonesia untuk mengikuti kompetisi internasional di Berlin pada bulan November 2019 mendatang, untuk bertanding melawan perwakilan dari 100 negara dari seluruh dunia.

Teknologi Bendung Modular dapat digunakan pada saluran irigasi premier, sekunder dan tersier dengan keunggulan dari segi mutu konstruksi dan biaya serta direkomendasikan untuk diterapkan pada sungai upper middle reach dengan tipe material sedimen yang dominan berupa pasir halus sampai kerikil Bendung ini terbuat dari susunan blok-blok beton tipe Pusair yang saling mengikat dan mengunci sehingga membentuk struktur ambang dan pelimpah bendung. Berat per unit blok beton sekitar 170 Kg sehingga masih dapat diangkat secara manual oleh 2-3 orang dan tidak memerlukan alat berat. Struktur
ini juga sangat bermanfaat untuk pekerjaan konstruksi pada remote area.

Pembangunan jaringan irigasi dengan menggunakan konsep bendung modular memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan bendung konvensional diantaranya sambungan saluran irigasi kuat dan cukup kedap untuk meminimalisir kehilangan air akibat terjadinya longsor dinding saluran, struktur dapat beradaptasi dengan perubahan dasar sungai (fleksibel), kerusakan yang terjadi pada bangunan bendung/bangunan pengendali dasar sungai dapat diganti sesuai dengan bagian-bagian yang mengalami depresiasi (Modular), strukturnya terbagi-bagi menjadi beberapa segmen (segmental).

Kemudian dapat meningkatkan aerasi di hilir struktur bending sehingga kualitas air menjadi lebih baik (eco hydraulic), menekan kebutuhan biaya produksi (cost effective) dan menghemat waktu pengerjaan proyek (cnb/pupr/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *