Olahraga

Sudah Digoyang Isu Pemecatan

×

Sudah Digoyang Isu Pemecatan

Sebarkan artikel ini
TERANCAM: Ekspresi Marco Giampaolo usai menelan kekalahan di laga Derby Della Madonnina versus Inter Milan

HAIRANHALMAHERA.COM–MUSIM pertama baru berjalan empat giornata. Tapi Marco Giampaolo sudah digoyang isu terkait masa depannya di AC Milan. Terlebih setelah Giampaolo merasakan kekalahan pertama dalam Derby della Madonnina kemarin (22/9).
Salah satu koran olahraga yang berbasis di Turin, Tuttosport, yang pertama  mengungkapnya.

”Giampaolo akan menghitung hari,” tulis Tuttosport dalam artikelnya. Ya, mantan pelatih Sampdoria itu diyakini hanya diberi waktu yang singkat oleh petinggi Rossoneri, julukan Milan. Kabarnya, dia hanya diberi kesempatan untuk membawa Alessio Romagnoli dkk merasakan kemenangan lagi di tiga giornata ke depan. Diawali di laga tandang kontra Torino (27/9), lalu menjamu Fiorentina di San Siro (30/9), dan saat “pulang” ke Stadio
Luigi Ferraris menantang Genoa (6/10).

”Jabatannya tergantung dari pencapaian Milan sepanjang periode itu,” imbuh Tuttosport. Nasib Giampaolo bisa seperti Oscar Washington Tabarez. El Maestro, julukan Tabarez, yang dipecat sebagai juru taktik Milan pada 1 Desember 1996. Tabarez saat itu dipecat setelah gagal memenangi Derbi Milan. Bedanya, saat itu Milan masih mampu menahan Inter 1-1 pada 24 November 1996, atau sepekan sebelum didepak dari Milanello, kamp latihan Milan.
Giampaolo, disebut media-media Italia, lambat dalam menentukan skuad terbaiknya.

Termasuk saat dia menentukan starting eleven pada derbi kemarin. ”Sampai menit-menit akhir dia baru mampu menentukannya,” tulis Sky Sport Italia. Itu pun belum 100 persen maksimal. Gara-gara itu, dia sampai dikritisi Mantan Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Slavini.

Termasuk keputusannya memasang Lucas Biglia. ”Bahkan aku merasa sudah cukup untuk
tetap duduk di tribun ketika tendangan bebas Lucas mengarah ke Curva Sud,” ungkap Slavini kepada Telelombardia. ”Ricardo mengerikan, Suso pun belum pernah main dalam waktu yang lama. Di laga ini, Rafael Leao jadi satu-satunya hal positif,” imbuh Slavini dalam kritikannya.

”Baru kali ini aku meninggalkan stadion lebih awal dalam laga derbi,” ungkapnya.
Giampaolo beralasan, kekalahan ini lantaran pemain Inter lebih berpengalaman daripada anak asuhnya. ”Kami mengawali laga dengan ragu-ragu,” klaim Giampaolo, kepada DAZN. ”Saat bereaksi setelah kemasukan, pemain-pemain malah bereaksi secara emosional,” imbuhnya. (jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *