HalutKesehatan

Temukan Antivirus Korona di Bintang Laut Merah

×

Temukan Antivirus Korona di Bintang Laut Merah

Sebarkan artikel ini
dr Arend L Mapanawang tengah mengamati senyawa melalui mikroskop di sebuah laboratorium. FOTO ISTIMEWA

Hasil Riset dr Arend L Mapanawang Bersama Tim STIKMAH Tobelo

HARIANHALMAHERA.COM Munculnya novel coronavirus (COVID-19) atau virus korona yang tengah merenggut ratusan nyawa, menyulut para dokter peneliti di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makariwo Halmahera (STIKMAH) diam-diam melakukan riset untuk mencari ramuan untuk mengobati virus yang tengah mewabah di sejumlah negara di belahan dunia ini.
Riset yang dipimpin langsung dr Arend L Mapanwang ini, didapati bahwa senyawa yang terdapat pada bintang laut merah ternyata diklaim ampuh untuk mengatasi COVID-19.
“Bintang laut merah itu mengandung senyawa Piperidone mencapai 27.24 persen. Senyawa terbesar dari beberapa kandungan senyawa pada bintang laut merah,” sebut Arend dalam rilisnya.
Meski belum teruji, dia mengaku senyawa ini bias menangkap virus Korona. Bahkan bukan hanya COVID-19, senyawa hewan yang hidup di dasar laut ini juga mampu menangkal penyakit berbahaya serupa COVID-19, seperti MERS, SARS bahkan HIV/Aids hingga kanker.
Walau begitu, pendiri STIKMAH ini mengaku riset senyawa bintang laut merah ini masih akan berlanjut. “Tahapannya masih panjang,” katanya.

dr Arend L Mapanawang (tiga dari kiri) bersama tim riset dari STIKMAH Tobelo, FOTO ISTIMEWA

Untuk riset lebih mendalam, STIKMAH sendiri sudah kerjasama dengan sejumlah Univivesitas baik di Tiongkok, Jepang, Singapura dan Inggris. “Tim kami lagi mempersiapkan proposal untuk kampus-kampus yang bersedia bekerja sama,” terangnya
Jika berhasil, pihaknya akan memproduksinya dalam bentuk kapsul. Saat ini, pihaknya tengah mempersipkan pendaftaran hak paten atas temuan senyawa tersebut ke Simplisia dan nantinya akan dipriduksi dalam bentuk kapsul setelah melalui tes invitro pada tikus dan manusia. “Kami bangga karena bisa membuka tabir untuk penyakit-penyalit yang sulit diobati. Minimal hasil temuan ini bisa memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan meningktkan kwalitas hidup,” tukasnya
Ditambahkan, riset ini melibatkan sejumlah dokter dan tenaga farmasi diantaranya, Fernandes Sambode, Silvestre Wungow, Philip Jemy Maengkom, Giovany Mapanawang, Frangki Mapanawang, Dolfina Galela, dr Sarah G Mapanawang, Amanda Manitik. (pn/rif/pur)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *