FootballOlahraga

Ancam Degradasikan Papan Bawah

×

Ancam Degradasikan Papan Bawah

Sebarkan artikel ini
RESISTENSI: Asisten pelatih Aston Villa John Terry (kiri) memeluk kapten Jack Grealish dalam laga Premier League di Villa Park musim ini, Aston Villa menjadi satu di antara enam klub yang menolak kompetisi berlanjut. GETTY IMAGES

HARIANHALMAHERA.COM – Project Restart menjadi judul kelanjutan 92 laga sisa Premier League musim 2019-2020 ini. Sebagai upaya melawan meluasnya pandemi Covid-19, Project Restart ini rencananya digelar di area netral.

Memang ada wacana memakai stadion-stadion di kawasan Midlands. Dan, ditambah Stadion Wembley serta markas timnas Inggris St.George’s Park sebagai lokasi pertandingan. Untuk area mancanegara, ibukota Australia Barat, Perth, menjadi opsinya.

Seperti diberitakan Daily Mail kemarin (7/5). Klub-klub papan bawah Premier League menolak wacana pertandingan dilangsungkan di area netral. Chief executive Aston Villa Christian Purslow mengatakan bermain di lokasi netral tak membuat nyaman.

“Dua pertiga kemenangan kami lahir ketika kami bermain di kandang. Kami masih ada lima pertandingan di kandang dan lima laga tandang musim ini,” kata Purslow. “Karena itu saya tak sepakat dengan tampil di lokasi netral,” tandasnya

Purslow mati-matian mempertahankan sistem kandang-tandang. Sebab, Villa membutuhkan poin maksimal saat tampil di kandang dan lepas jerat degradasi. Villa untuk sementara berada di posisi ke-19 hingga matchweek ke-29.

Purslow juga mendapat dukungan klub-klub papan bawah. Seperti Norwich City (posisi 20), Bournemouth (posisi 18), dan Brighton & Hove Albion (posisi 14). Namun,penolakan itu berbuah ancaman. Kabarnya bos-bos tim elite ini mengancam untuk mendegradasi tiga tim papan bawah itu secara otomatis.

Mereka akan berkongsi dan mendukung keputusan kompetisi diakhiri matchweek 29. Dan seperti Ligue 1, maka siapa tim yang juara dan siapa yang degradasi akan ditetapkan oleh regulator liga.

Tekanan kepada klub-klub papan bawah itu menurut pandit Sky Sports Gary Neville adalah sikap pengecut. “Rating siaran tim yang berjuang lolos degradasi justru lebih menarik ketimbang perebutan juara musim ini,” kata Neville.(jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *