HalselHalutMaluku UtaraTernate

Hasil Swab Keluar, 3 PDP yang Meninggal Ternyata Positif Covid

×

Hasil Swab Keluar, 3 PDP yang Meninggal Ternyata Positif Covid

Sebarkan artikel ini
Proses pemakaman salah satu PDP asal Ternate yang belakangan terkonfirmasi positif oleh tim medis Selasa (12/5) malam. FOTO ZULKIFLI A YUSUF FORO HARIAN HALMAHERA

HARIANHALMAHERA.COM – Bukan hanya terjadi lonjakan kasus baru yang signifikan, hasil pemeriksaan swab yang diterima gugus tugas (gustu) percepatan penanganan Covid-19 Malut Rabu (13/5) juga menemukan bahwa ada tiga pasien dalam pengawasan (PDP) yang sebelumnya meninggal, ternyata terkonfirmasi positif.

Ketiganya tersebut yakni RMN. Warga Halmahera Selatan (Halsel) berjenis kelamin laki-laki yang ditetapkan pasien ke 58 ini meninggal pada 30 April lalu atau dua pekan setelah hasil pemeriksaan swab-nya keluar. Kemudian, AH (76) warga asal Gorontalo. Wanita yang berdomisili di Kelurahan Muhajirin, Ternate itu meninggal Selasa (12/5) malam di RSUD dr Chasan Bosoirie Ternate.

Sedangkan PDP ketiga yang meninggal dan belakangan dinyatakan postifi adalah YN (61). Warga asal Halmahera Utara (Halut) itu menghembuskan nafas terakhir siang tadi di RSUD Tobelo, tepatanya beberapa jam setelah hasil pemeriksaan swab diterima gustu dan dinyatakan positif.

Baca Juga: Satu PDP Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Halut Meninggal

Juru bicara (jubir) gustu percepatan penangaan Covid-19 Malut dr. Alwia Assagaf menegaskan jenazah yang terkonfirmasi positif hanya inveksius jika berlangsung pada pemulasaran jenazah itu perlakuannya harus khusus. “Karena di khawatirkan ada cairan yang masih menempel di tubuh pasien sehingga pemulasaran sampai mayat ditempatkan didalam peti selalu prosesnya disinfektan per tahapan termasuk disinfeksi kepada  para pelaku yang melaksanakan pemulasaran sampai pada peti mati,” katanya.

Dia menegaskan, dalam proses pemakaman, tidak masalah jikalau ada pihak keluarga pasien berada di sekitar lokasi pemakaman, mengingat sudah tidak ada laki penularan.

Karenaanya dia menolai jika ada penolakan dari warga, maka hal ini disebabkan kurangnya pemberian pehamanan kepada warga. “Jadi tidak ada alasan secara ilmiah masyarakat menolak penguburan” ujarnya.

Lebih jauh Alwia  menyampaikan, yang perlu di tolak kalau orang yang  positif tetapi tidak mau berobat dan selalu berinteraksi dengan orang lain.

Sebab, kita tidak pernah tau jika diantara kita ada yang terinfeksi  karena bisa saja menunjukan gejala, ada yang tidak menunjukan gejala sehingga yang harus dilakukan harus dilakukan adalah berbenah diri.

Warga sudah harus  aware dengan Covid-19 sebab jumlah kasus positif Covid-19 di Malut masihtinggi. “Ini bukti dari ketidakdisilin masyarakat  menerapkan protokol kesehatan.” tukasnya. ( lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *