EkonomiMaluku UtaraPemprov

Malut Defisit Beras, Distan Ajak Warga Tanam Umbi-Umbian

×

Malut Defisit Beras, Distan Ajak Warga Tanam Umbi-Umbian

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI; Beras di gudang Perum Bulog

HARIANHALMAHERA.COM – Belum reda dengan wabah Covid-19, maluku utara (Malut) kini tengah berhadapan dengan ancaman krisis pangan utamanya adalah beras.

Pasalnya, neraca beras terutama di delapan daerah terjadi defisit. Bahkan, Dinas Pertanian (Distan) Maluku Utara (Malut) memperkirakan, jumlah stok beras yang ada di gudang bulog saat ini hanya mampu bertahan hingga bulan ini.

Kepala Dinas Pertanian (kadistan) Malut M Rizal Ismail di Posko Gugus Tugas Covid-19 Malut mengungkapkan secara keseluruhan, nercara beras di Malut pada bulan April terjadi defisit sebanyak 3.100 ton dari total kebutuhan warga sebanyak 8.700 ton.

Dari 10 daerah, hanya dua daerah yang mengalami surplus beras yakni Halamahera Utara dan Halmahera Timur. Kedua daerah tersebut diketahui memang lumbungnya beras.

Dia mengatakan, stok beras yang tersedia di gudang Dolog Ternate saat ini sebanyak 4.400 ton. Jumlah ini hanya bisa bertahan sampai Mei. Sedangkan musim tanam baru berlangsung Mei dan diprediksi baru akan panen pada Agustus- September mendatang.

Untuk menjaga ketersediaan beras pada Juni dan seterusnya itu, maka solusinya adalah dengan mengimpor beras dari luar Malut. “Bulan juni dan juli perlu ada impor dari daerah lain untuk mengantisipasi ketersedian beras,” ujarnya.

Meski Halut dan Haltim menjadi sentral produksi beras terbesar di Malut, namun stoknya tidak mampu menutup defisit beras di 8 kabupaten/kota lain. ”Karena bulai Mei saat ini meraca kebutuhan kita terjadi defisi sebanyak 3.700 ton dari kebutuhan masyarakat sebanyak 9.359 ton sementara  5.651 ton,” Ungkapnya.

Selain impor, dengan kondisi wabah covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir ini, guna menghilangkan ketergantungan akan beras, mantan Kadistan Pulau Morotai ini mengajak perlu ada gerakan menanam pangan komoditi lain seperti umbi-umbian. ”Gerakan menanam komoditi lain juga sangat penting sehingga masyarakat jangan terlalu tergantung pada beras saja,” pintanya.(lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *