Halut

Corona Bobol Protokol Kesehatan Berlapis NHM, 38 Karyawan Positif

×

Corona Bobol Protokol Kesehatan Berlapis NHM, 38 Karyawan Positif

Sebarkan artikel ini
KARANTINA: Suasana karyawan PT NHM yang jalani masa transit di hotel-hotel di Ternate sebelum rapid test dan kemudian diizinkan masuk Tambang Gosowong jika hasilnya non-rekatif. (foto: NHM for Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM— Bukan rahasia lagi ‘ganasnya’ virus corona. Sifat yang mudah menyebar itu mampu membobol protokol kesehatan. Tidak hanya negara miskin dan berkembang, bahkan negara maju sekalipun.

Demikian pula di Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku Utara (Malut). Bahkan lebih spesifik lagi di PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Diketahui, perusahaan tambang yang berlokasi di Malifut, Halut, sudah membuat tiga lapis pencegahan. Termasuk mengisolasi area tambang.

Mulai dari karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari, kemudian karantina terpusat di beberapa hotel yang disewa selama 14 hari, dan pemeriksaan intensif di pintu gerbang. Protokol kesehatan ini bahkan mendapat pujian. Karena untuk protokol berlapis mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sejauh ini tidak banyak perusahaan yang mau mengeluarkan biaya lebih untuk pencegahan covid.

“Jujur sejak awal peralihan kepemilikan, karyawan memang menjadi perhatian penuh manajemen. Mulai dari kenyamanan bekerja, kesehatan, dan kesejahteraan mereka,” kata Ramdani Sirait, Manajer Komunikasi PT NHM.

Nah, terkait dengan pemberitaan harian halmahera soal puluhan pekerja tambang terkonfirmasi positif covid-19, NHM secara terbuka menyampaikan bahwa berita tersebut benar dan puluhan karyawan itu merupakan pekerja PT NHM.

“Ini juga bagian dari protokol kesehatan kami. Bahwa, dalam pencegahan covid-19, salah satunya adalah kejujuran dari seluruh karyawan. Karena itu, sejak awal tim pencegahan covid di internal bersama karyawan sudah memiliki komitmen untuk selalu transparan,” terangnya.

Ramdani pun secara rinci menjelaskan, manajemen PT NHM melalui Tim Penanggulangan Covid-19 internal secara sigap telah melakukan tracing (melacak) seluruh karyawan NHM dan karyawan perusahaan mitra kerja yang kemungkinan terpapar Covid-19.

“Kasus positif ini berawal dari satu orang karyawan yang sakit di dalam lokasi tambang. Pasien ini sudah sebulan di dalam (area tambang). Kemudian mengeluh sakit demam. Pasien di rawat di klinik internal. Karena demam tim medis internal lakukan rapid test. Hasilnya non-reaktif. Karena demam tak kunjung sembuh, maka dirujuk ke RS Siloam di Manado,” kata Ramdani, memulai kronologi kasus karyawan NHM positif covid.

Tiba di RS Siloam, langsung dilakukan perawatan. Pihak rumah sakit juga turut melakukan rapid test. Hasilnya pun non-reaktif. Dua kali rapid test dan hasilnya non-reaktif, membuat tim medis melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau SWAB. Karena demam pasien belum menunjukkan perubahan. Dari hasil SWAB barulah diketahui ternyata pasien positif covid-19.

“Sejak mengetahui pasien positif, saat itu juga tim covid internal langsung bergerak melakukan pelacakan kontak pasien dengan karyawan lainnya. Didapatlah 103 karyawan yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien,” ujarnya.

“Kami bersyukur dari 103 karyawan itu selain dari hasil tracing Tim Covid-19 NHM juga ada karyawan yang melapor sendiri. Ini partisipasi karyawan yang kami hargai,” sambung mantan Koresponden Kantor Berita Antara di New York City, AS itu.

Menjaga agar penyebaran tidak meluas, lanjut Ramndani, manajemen langsung melakukan SWAB ke-103 karyawan yang kontak erat. Hasilnya sebanyak 38 karyawan dinyatakan positif Covid-19 dan karyawan lainnya dinyatakan negatif. Sedangkan dua orang lagi masih ditunggu hasil SWAB.

“Kami memang ingin mempercepat proses ini (SWAB), sehingga tidak harus menunggu belasan hari untuk mendapatkan hasil. Tujuan perusahaan, agar secepatnya dilakukan mitigasi (pencegahan) kasus positif,” jelasnya.

Salah satu mitigasi kasus positif, yakni PT NHM langsung berkoordinasi dengan Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Halmahera Utara (Halut) untuk melakukan proses isolasi. Sebanyak 36 karyawan telah memulai masa karantina di Tobelo dan mereka dalam kondisi baik tanpa ada gejala (OTG).

Sementara satu orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tobelo karena mengalami demam, dan satu orang lagi masih dirawat di Klinik Gosowong.

“Inilah kronologi kasus yang terjadi. Transparansi ini tidak hanya kami sampaikan untuk publik, tapi juga bagi seluruh karyawan NHM. Dan saat ini, seluruh karyawan sudah memberikan dukungan kepada kawan-kawannya yang terinfeksi virus,” terang Ramdani.

Ditambahkan, manajemen PT NHM memberikan dukungan penuh kepada seluruh karyawan PT NHM dan karyawan perusahaan mitra kerja yang sedang dalam masa karantina. Tidak hanya bantuan materil mengenai hal-hal yang diperlukan, tetapi dukungan doa dan semangat dari seluruh Keluarga Besar PT NHM.

“Tadi pagi kami melepas mereka menuju Tobelo dengan semangat yang tinggi dan kami berharap hasil yang negatif pada tes selanjutnya dan seluruh karyawan bisa kembali bersama keluarga masing-masing,” ujar Ramdani yang juga mantan Humas PT Freeport Indonesia ini.

Dijelaskan lagi, bahwa NHM telah membentuk Tim Penanggulangan Covid-19 di internal perusahaan sejak awal Maret 2020. Tim kemudian merancang program pencegahan (mitigasi) dan dukungan untuk Pemerintah Daerah dan masyarakat lingkar tambang. Dalam program pencegahan, telah dilakukan isolasi/lockdown di area site termasuk karyawan lokal harus tinggal di dalam site/kawasan Tambang.

Kemudian, melakukan ‘screening’ atau pengawasan berlapis dimana seluruh karyawan yang akan kembali bekerja ke Tambang Gosowong harus melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, selalu mengisi formulir tentang aktifitas kesehatan mereka dalam 14 hari karantina mandiri tersebut.

Lalu, untuk karyawan yang berasal dari luar lingkar tambang diharuskan untuk masuk ke hotel-hotel yang telah disewa oleh perusahaan untuk masa transit selama 14 hari lagi. Hotel-hotel tersebut ada 3 hotel di Ternate dan satu hotel di Tobelo.

“Selama masa transit mereka harus disiplin. Jika ada yang melanggar aturan langsung dipulangkan. Lalu kesehatan mereka dipantau setiap hari oleh Tim Medis PT NHM yang ditempatkan di hotel-hotel tersebut,” kata Ramdani.

Setelah datangnya alat rapid test yang dipesan. maka mulai awal Mei  sebelum masuk ke Tambang Gosowong seluruh karyawan dan mitra kerja harus mengikuti rapid test. Hanya yang non-reaktif hasilnya yang dibawa masuk ke Tambang Gosowong.

“Ada juga sejumlah karyawan ketika dilakukan rapid test yang dilakukan tim dari Dinas Kesehatan Halut dan Ternate yang hasilnya reaktif. Kepada mereka (karyawan) dilakukan isolasi di hotel lain yang memang disewa khusus untuk yang reaktif,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut Ramdani, tim Covid-19 PT NHM telah melakukan protokol Covid-19 yang diimbau pemerintah, seperti penggunaan masker, memastikan jaga jarak dalam aktivitas karyawan, sterilisasi tempat-tempat kerja dan aktivitas lainnya.

Kemudian, penambahan sarana cuci tangan, penutupan tempat makan/messhall, sarana olahraga dan sarana hiburan. Juga pengaturan tempat duduk di bus karyawan, serta poster di seluruh tempat kerja dan tempat tinggal tentang apa yang harus dilakukan karyawan untuk melindungi diri dari Covid-19.

Selanjutnya, NHM akan melakukan SWAB test lanjutan untuk karyawan lain yang dinilai telah melakukan interaksi dengan karyawan yang positif tersebut. Hal ini penting untuk memastikan seluruh karyawan yang bekerja dalam keadaan negatif Covid-19. Dan saat cuti dan pulang ke rumah juga dalam keadaan bebas Covid-19.

Di samping itu perusahaan akan terus mempertahankan dan meningkatkan standar penanggulangan di site Gosowong untuk segera steril dari covid-19. “Kami bersyukur bahwa dengan SWAB Test yang cepat kami dapat mengindentifikasi orang-orang yang sudah terpapar Covid-19 dan melakukan program karantina yang seharusnya,” pungkasnya.(fir)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *