KesehatanNasional

Indonesia Butuh 352 Juta Dosis Vaksin

×

Indonesia Butuh 352 Juta Dosis Vaksin

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI China saat melakukan uji vaksin covid pada manusia untuk pertama kalinya. (foto: elshinta.com)

Diperkirakan Habiskan Dana Minimal Rp 26,4 Triliun

HARIANHALMAHERA.COM – Satu-satunya jalan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah melalui vaksin. Indonesia membutuhkan vaksin itu dengan segera. Dalam jumlah banyak. Namun, waktu dan biaya yang dibutuhkan tidak sedikit.

Hal itu disampaikan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Prof Ali Ghufron Mukti di kantor presiden kemarin (2/7). Ada tiga upaya pengembangan vaksin yang dilakukan Indonesia.

Dua di antaranya melalui kerja sama internasional. Yakni, Biofarma dengan Sinovac Tiongkok dan Kalbe Farma dengan Genexine Korea Selatan. Bulan ini calon vaksin kerja sama Biofarma-Sinovac masuk uji klinis tahap ketiga. Sementara itu, kerja sama Kalbe Farma dengan Genexine masuk uji klinis tahap kedua di Indonesia Agustus mendatang.

Upaya ketiga adalah pengembangan yang dilakukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19. Upaya tersebut membutuhkan waktu lebih lama ketimbang dua kerja sama internasional.

Ghufron menjelaskan, umumnya pengembangan vaksin membutuhkan waktu bertahuntahun. Namun, dalam kondisi darurat, konsorsium memprediksi pengembangan vaksin memakan waktu 18 bulan. Terlebih, bahan utama pengembangan vaksin, yakni genom virus SARS-CoV-2, sudah ada. ’’Konsorsium sudah mendapat kiriman 10–16 genome sequencing dari Eijkman dan Universitas Airlangga,’’ terangnya.

Konsorsium mengembangkan vaksin dengan menggunakan platform recombinant protein subunit vaccine. Bahan dasarnya adalah strain virus yang berkembang secara lokal di Indonesia. Metode itu dipilih karena Indonesia memiliki teknologi dan pengalaman.

Protein dalam virus korona yang berkembang di Indonesia telah diidentifikasi dan sedang diproses di laboratorium untuk persiapan uji klinis. ’’Proses uji preklinis akan dimulai pada akhir tahun ini atau selambatnya awal 2021,’’ lanjut ilmuwan 58 tahun itu. Hasilnya akan diketahui pada pertengahan 2021 dan langsung dilanjutkan dengan uji klinis.

Disinggung mengenai biaya vaksinasi di Indonesia, Ghufron mengatakan harus dihitung dari kebutuhan. Kebutuhan saat ini bisa jadi berbeda dengan saat vaksin siap. Kondisi saat ini, satu pasien Covid-19 mungkin menulari tiga orang. ’’Karena itu, kita memerlukan vaksin sebanyak dua pertiga dari 260 juta penduduk, yakni 166 juta–176 juta,’’ tutur Ghufron.

Artinya, tidak semua orang akan divaksin. Vaksinasi terhadap minimal 176 juta penduduk dirasa cukup. Dengan hitungan satu orang butuh dua kali vaksinasi, maka Indonesia memerlukan minimal 352 juta dosis vaksin. Dengan asumsi satu dosis vaksin berharga USD 5 atau Rp 75 ribu, maka Indonesia harus menyiapkan dana minimal Rp 26,4 triliun untuk produksi masal.

Durasi vaksinasi juga perlu dihitung. Sebanyak 176 juta orang tidak mungkin divaksinasi dalam waktu bersamaan. ’’Kita butuh sedikitnya satu tahun untuk memvaksinasi dua pertiga populasi yang diperlukan,’’ kata Ghufron.

Yang jelas, saat ini Indonesia memosisikan diri sebagai salah satu negara yang sedang berjuang mengembangkan vaksin. Karena itu, penting bagi Indonesia mengembangkan vaksin dengan menggunakan sumber domestik. Yakni, virus yang berkembang secara lokal di Indonesia. Juga menjalin kerja sama dengan negara lain untuk bersama-sama mengembangkan vaksin.

Menlu Retno Marsudi menjelaskan, saat ini banyak negara yang berlomba menciptakan vaksin dan obat untuk menangkal Covid-19. ’’Per kemarin (Rabu, Red), lebih dari 149 vaksin sedang dikembangkan,’’ terangnya.(jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *