AdvertorialMaluku UtaraPemprov

AGK: Kedatangan SYL adalah Rahmat

×

AGK: Kedatangan SYL adalah Rahmat

Sebarkan artikel ini
Abdul Ghani Kasuba (AGK) bersama istri mendampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) di bandara Kuabang Kao, Halut beberapa waktu lalu

HARIANHALMAHERA.COM–Ibarat pepatah “Pucuk dicinta, ulam pun tiba”. Begitulah gambaran kegembiraan Gubernur Abdul Ghani Kasuba (AGK) atas kedatangan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke Malut Minggu (4/10) .

Bagaimana tidak,  SYL yang beberapa kali belum bisa ditemui AGK, tiba-tiba memutuskan datang sendiri ke Malut dan hadir ditengah-tengah para petani Halmahera Utara (Halut).

“Waktu saya dengar (Mentan) mau ke sini, Yaa Allah ini rahmat. Saya cari beliau ke Jakarta belum sempat jumpa, tapi beliau (Mentan) yang mengantarkan dirinya sendiri ke sini,” kata AGK dalam sambutannya.

Diketahui, usai melakukan kunjungan kerja (kuker) di Pulau Buru SYL pun melajutkan agendanya di Malut tepatnya di Kecamatan Kao Barat, Halut. Tanpa kenal lelah, mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu pun melihat langsung penanaman padi dan panen dengan mekanisasi.

SYL memastikan petani tetap bekerja, mengingat pangan menjadi salah satu sumber kekuatan negara yang mendasar, karenanya harus dikawal dengan baik. Dia menilai potensi ini mampu menjadi Sentra Produsen Padi di Provinsi Malut.

“Pertanian tidak pernah mengingkari janji, kita hadir untuk memastikan segalanya berjalan baik. Halmahera Utara adalah daerah yang sangat bagus yang dikaruniai Tuhan. Jaminan pangan dari potensi daerah ini, apalagi di saat covid seperti ini” katanya.

Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Malut M Rizal Ismail dihadapan Mentan menjelaskan,  ada dua program strategis pertanian yang dijalankan di Malut, yaitu Program Malut Menanam, dan Gerakan Orientasi Ekspor Untuk Rakyat Sejahtera (Gosara).  “Program ini turunan dari Program Gratieks, dan Grasida. Tahun depan kita akan usahakan target mendorong kelapa, pala dan cengkeh,” ujar Rizal.

Dia memberkan potensi produksi komoditas pala untuk ekspor cukup besar. Untuk Pala, dalam setahun produksinya mencapai 5.600 ton, sedangkan kelapa 233.000 ton. “Bila produksi komoditas ini dibenahi, akan dapat memenuhi orientasi ekspor komoditas pertanian dari Malit,” ucapnya.

Malut sendiri mendapatkan total bantuan senilai Rp 42,41 milyar lebih yang teralokasikan pada sub sektor tanaman pangan, prasarana dan sarana pertanian, perkebunandan hortikultura. dari jumlah itu, Rp 9,31 Miliar untuk Halut.

Sedangkan, bantuan untuk sub-sektor tanaman pangan, Malut mendapatkan benih jagung sebanyak 9.800 ha, benih padi 4.000 ha, benih padi lahan kering 200 ha, corn sheller 52 unit, combine harvester 16 unit, power threser kedelai 23 unit, power threser 88 paket.  Irigasi pemompaan pembangunan dam parit, juga rehabilitasi jaringan irigasi disumbangkan dari teknis prasarana dan sarana.

Untuk sub-sektor perkebunan, Malut mendapatkan bantuan berupa pembangunan dan rehabilitasi tanaman cengkeh dengan penyediaan benih sebanyak 35.750 batang, benih peremajaan jambu mete 18.000 batang, benih tanaman kelapa 72.000 batang, benih tanaman pala 459.000 batang, dan vanili 17.500 batang.

Sub-sektor peternakan, Malut juga mendapatkan bantuan hijauan pakan ternak berjumlah 14 ha, 10.000 dosis pencegahan dan pengamanan penyakit hewan, dan optimalisasi reproduksi 6.500 akseptor. “Untuk sub-sektor hortikultura terdapat bantuan sarana produksi bawang merah untuk 30 ha dan cabai rawit 5 ha,” tukas Pjs Bupati Halbar ini.(adv/lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *