Maluku UtaraPemprov

Anggaran LIN Ditaksir Hanya Rp 200 M

×

Anggaran LIN Ditaksir Hanya Rp 200 M

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi nelayan kecil. (foto: kkp.go.id)

HARIANHALMAHERA.COM–Kucuran anggaran untuk program Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Maluku Utara (Malut) ternyata nilaianya masih jauh dari angka Rp 1 triliun sebagaimana yang di gelontirkan pemerintah pusat lewat surat Menteri Kelautan dan Perikanan nomor B451/MEN/KP/VIII/2020 tanggal 25 Agustus 2020.

Ini lantaran pengembangan Sentral Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang diusulkan Pemprov Malut di empat daerah, oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Koordinator kemamaritiman dan investasi (Kemenekomarvest) hanya diakomodir dua SKPT yakni Kepulauan Sula-Taliabu dan Halmahera Selatan (Halsel).

Dua SKPT lainnya yakni Pulau Morotai yang membawahi Halmahera Timur. dan Sofifi yang membawahi Kota Tidore Kepulauan (Tike), Kota Ternate, dan Halmahera Tengah (Halteng) dicoret. Ini sesuai dengan arahan dari Menkomarvest, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) saat menerima kunjungan Gubernur Abdul Gani Kasuba (AGK) 23 Februari lalu.

Sekprov Malut Samsuddin A Kadir menambahkan karena hanya dua SKPT yang disetujui, maka maka anggarannya tidak lagi sebesar Rp 1 triliun. Meski belum ada angka pasti, namun Pemprov berharap anggarannya bisa diatas Rp 100 miliar.

“Saya sudah minta kadis membuat proposal ulang kan kita berbicara pagunya lalu tidak bisa 1 triliun. Mudah- mudahan bisa capai Rp 100 sampai Rp 200 miliar lumayan kan,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut, Abdullah Assagaf menambahkan, ada pertimbangan pemerintah meminta agar pengembangan SKPT difikuskan di SKPT Halsel dan SKPT Sula-Taliabu.

“Karena Halsel potensinya luar biasa. Kemudian Sula lebih dekat dekat dengan Ambon, Maluku. Setiap SKPT ada kegiatan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Pemasaran Hasil Olahan,” jelas  Abdullah Sabru (27/2)

Berdasarkan proposal yang diusulkan, terdapat tiga komoditas unggulan yang menjadi fokus pengembangan perikanan budidaya, yaitu Ikan Kakap, Kerapuh, Bobara, Udang Vaname, dan Rumput laut. Budidaya ini fokus di keramba jaring apung (KJA).

Disamping itu, lanjut dia, pihaknya juga akan menata perikanan tangkap dengan meningkatkan armada kapal untuk nelayan, dari yang saat ini berkapasitas 10-30 GT (gross tonase) dan 30-50 GT, menjadi 50-100 GT dan 100-200 GT. “Selain itu kita juga akan melakukan penataan 13 pelabuhan perikanan di Maluku Utara,” ujarnya

Anggaran yang diusulkan dalam program LIN sebesar Rp 1 triliun, dengan bentuk proyek multi years. Di tahun ini, anggaran untuk perencanaan dikabarkan bakal dicairkan.

Sekedar diketahui, berdasarkan surat Menteri Kelautan dan Perikanan nomor B451/MEN/KP/VIII/2020 tanggal 25 Agustus 2020, anggaran LIN untuk Maluku dan Malut mencapai Rp3,286 Triliun, masing-masing Rp 1 triliun untuk Malut dan sisanya Rp 2,2 triliun untuk Maluku.(lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *