PeristiwaTernate

Empat Remaja jadi Korban Balas Dendam Oknum Polisi

×

Empat Remaja jadi Korban Balas Dendam Oknum Polisi

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Penganiayaan (Foto : Dok. Istimewa/Buktipres)

HARIANHALMAHERA.COM–Insiden penganiayaan yang menimpa dua oknum Polisi di depan salah satu tempat hiburan malam di Ternate Sabtu (25/9) malam lalu, menyulut aksi ‘balas dendam’ oleh sejumlah anggota Polisi.

Beberapa remaja yang dituding ikut terlibat dalam aksi pengeroyokan itu pun menjadi sasaran. Tanpa melalui prosedur penanganan kasus lazimnya, mereka ditangkap dan dibawa ke sebuah tempat lalu diintergoasi dengan cara anarkis.

Aksi brutal oknum korps Bhayangkara yang terjadi pada Minggu (26/9) dinihari itu terungkap setelah orang tua salah satu korban melapor ke polisi karena tidak terima anaknya menjadi bulan-bulanan sejumlah anggota Polisi.

Informasi yang dihimpun Harian Halmahera, ada empat remaja yang menjadi korban. Mereka adalah Buaiman Usemahu (19), Muhammad Syarhi R Hi Basri (20) Rusdian Rahman (23) dan Rahman Dhani Hairudin (19).  Mereka adalah warga Kelurahan Kampung Makassar Timur

Irman, salah satu korban yang ditemui di Polres Ternate menceritakan, persitiwa ini berawal saat dia dan ketiga rekannya itu tengah duduk bersama rekan-rekannya di trotoar di belakang Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ternate sekitar Minggu (26/9) sekitar pukul 04.00.

Tiba-tiba, mereka didatangi empat oknum polisi berpakaian preman yang mengendari dua sepeda motor. “Dorang sempat tanya ke saya apa saya yang nama Irman,” katanya.

Setelah menjawab, dia lalu dibawa menuju belakang Kantor Mapolda Malut. Setibanya ditempat itu, tanpa bertanya, dia langsung dipukul dan ditendang hingga terjatuh. “Dorang tara bilang saya pe salah apa, dorang cuma bilang kamu tadi yang terlibat kan,” ujarnya.

Irman sendiri mengaku bingung, karena tidak tahu persoalan yang sebenarnya. Meski sudah menyampaikan ketidaktahuannya bahkan sampai bersumpah pun, tidak menghentikan aksi brutal oknum polisi.

“Bahkan mereka bilang jangan bawa-bawa nama Tuhan sambil pukul saya pe muka dan injak saya pe pipi dengan sepatu,” katanya sembari menyebut ada enam orang yang turut menganiayanya.

Aksi kekerasan itu baru berhenti setelah dua anggota Polisi datang lalu menyampaikan bahwa Iman tidak terlibat.

Lantaran merasah bersalah, Irman dibawah ke sebuah kos-kosan yang letaknya tak jauh dari Mapolda Malut untuk dirawat dan diobati. “Mereka bilang nanti mereka yang mengurus luka-luka hingga pulih,” katanya.

Korban pun sempat meminta diantar pulang, namun tidak diizinkan. “Saya rasa sakit di bagian kepala, saya meminta agar dipulangkan ke rumah, tapi mereka tidak mau. Ada yang bujuk sata jadi anak angkat,”sebutnya.

Namun, korban berhasil melarikan diri dengan mengelabui para oknum polisi ini dengan beralasan akan mengambil laundry. “Dari kos-kosan, saya berjalan kaki sampai di kampung Makassar,” cerita korban.

Mendapati anakanya penuh dengan luka lebam di wajah dan sekujur tubuh, sang ayah Kamil Usemahu (45) langsung geram.

Dia tidak terima baik. kemarin, bersama sang anak, mereka pun melapor ke Polres Ternate. “Anak saya dianiayai seperti ini, tentu saya sebagai orang tua tidak terima baik dan harus diproses biar saya juga tau seperti apa  tampang para pelaku berperilaku biadab itu,”geramnya.

Bahkan, Kamil menegaskan akan melaporkan kejadian ini ke Kapolda. “Tunggu hasil visum keluar dan secepat kami keluarga akan melaporkan perkara penganiayaan ini ke Kapolda Malut,”sebutnya.

Kabid Humas Polda Malut Kombespol Adip Rojikan yang dikonfirmasi mengaku belum tahu pasti kasus kekerasan oleh anggota Polda Malut itu. “Saya belum mengetahui hal itu, kalau pun sudah dilaporkan,” katanya.

Namun, dia memastikan kejadian itu bakal ditelusuri untuk mengetahui kronologis yang sebenarnya.(tr4/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *