Ternate

Bangun RSUD Ternate Butuh Rp 1,7 Tiliun

×

Bangun RSUD Ternate Butuh Rp 1,7 Tiliun

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Foto : net)

HARIANHALMAHERA.COM–Pembangunan RSUD Kota Ternate di Kelurahan Kalumata melalui skema kerja sama dengan PTĀ  Wika Karya Bangun, ternyata membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Jika sebelumnya, nilai investasi pembangunan RSUD hanya Rp 300 miliar, kini naik empat kali lipat menjadi Rp 1,7 Triliun.

Peambahan nilai investasi secara signifikan ini diketahui dari hasil presentasi hasil studi kelayakan pembangunan RSUD antara oleh PT. Wika Karya Bangun di gedung DPRD Ternate.

Direktur Operasi PT. Wijaya Karya Bangunan, Bagus Trissitiana merincikan anggaran pembangunan RSUD Ternate sebesar Rp.1,7 triliun ini terdiri dari pembangunan gedung, pengadan fasilitas/alat kesehatan serta anggaran operasional selama 10 tahun. “Jadi nilai investasinya kurang lebih Rp 1,7 triliun,” bebernya.

Bagus meyebut, sesuai target, pembangunan gedung RSUD ini berlangsung selama 1,5 tahun dimulai awal 2022. Setrlah selesai dibangun, setiap tahunnya Pemkot wajib membayar angsuran kepada PT Wika sebesar Rp 170 miliar selama 10 tahun.

Angsuran itu diambil dari keuntungan profit atau keuntungan RSUD per tahun. “Jika profit tidak dapat menutupi angsuran, maka akan dibebankan ke APBD. Jika angsuran sudah terbayar lunas maka Gedung RSUD akan diserahkan ke Pemkot,” paparnya.

Menurut Bagus, jika RSUD Kota Ternate sudah selesai dibangun maka pelayanan kesehatan juga harus berjalan dengan baik. “Karena biasanya kalau Pemda sudah punya RSUD maka pemerintah pusat melalui Kementrian Kesehatan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat-alat kesehatannya melalui dana DAK. Pemerintah Daerah hanya fokus pada pembangunan gedung RSUD saja,” katanya.

Terpisah, Kepala Bapelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly menyatakan, mengingat pembangunan gedung RSUD itu dilakukan dengan sistim investasi, maka menjadi tanggung jawab Pemkot Ternate untuk membayar angsuran.

Tentang perubahan nilai investasi dari semula Rp 300 miliar menjadi Rp 1.7 triliun, menuturnya hal itu disebabkan masa pembangunannya diperketat menjadi 10 tahun. “Sehingga nilai investasi terlihat besar,” pungakasnya. (par/pur)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *