Olahraga

Satu Pertarungan lagi, Biancocelesti

×

Satu Pertarungan lagi, Biancocelesti

Sebarkan artikel ini
Pelatih SS Lazio Simone Inzaghi. (foto: getty images)

HARIANHALMAHERA.COM— Kemenangan 1-0 Lazio atas AC Milan pada leg kedua semifinal Coppa Italia kemarin, menghadirkan beberapa benefit bagi mereka. Selain sebagai bekal ke final, motivasi tinggi pasca kemenangan di San Siro bisa jadi pelecut di Serie A.

Ya, Lazio masih berkesempatan finis empat besar meski saat ini ada di posisi kedelapan dengan 52 poin. Syaratnya, mereka harus sapu bersih sisa lima giornata Serie A. Serta berharap empat tim di atas mereka (Torino, AS Roma, Atalanta, dan AC Milan) tesendat.

Meski terpaut cukup jauh di posisi klasemen, sejatinya gap antara Lazio dan Milan yang ada di posisi keempat hanya 4 poin (52-56). Lebih jauh, siapa pun lawan Lazio di final Coppa Italia nanti, antara Atalanta atau Fiorentina yang bertanding dini hari tadi, keuntungan lebih tetap berpihak kepada Lazio. Itu disebabkan laga final akan dihelat di kandang mereka, Stadio Olimpico (16/5).

”Saya menunjukkan kepada pemain tentang dua laga di San Siro sebelumnya di musim ini (menang melawan Inter Milan dan kalah dari Milan di Serie A, red). Para pemain mampu melakukan hal terbaik untuk laga ini dan kami layak lolos (ke final, red),” ucap allenatore Lazio Simone Inzaghi seperti dilansir Rai Sport.

Kemenangan dari Milan kemarin bak oase bagi Lazio yang hanya sekali menang dalam lima laga mereka di semua ajang. Termasuk kalah 1-2 dari tim degradasi Chievo pada giornata ke-33 (20/4).

Tren performa itu yang membuat posisi mereka di Serie A sulit naik dan dibarengi dengan mental tanding labil.Dan, menuju final Coppa Italia pada 16 Mei 2019, Lazio setidaknya harus memenangi tiga giornata melawan Sampdoria (28/4), Atalanta (5/5), dan Cagliari (11/5).

Tiga tim yang bisa merepotkan. Sebab, Sampdoria masih punya ambisi ke Liga Europa dan Atalanta adalah kompetitor Lazio untuk empat besar. Sedangkan Cagliari belum aman dari ancaman degradasi.

”Kami sudah membuang banyak angka di Serie A dalam beberapa giornata terakhir dan kami tahu bisa jauh lebih lagi dari ini, secara tim. Kemenangan ini bisa memberikan motivasi lebih bagi tim dan tifosi,” papar gelandang Lazio Lucas Leiva.

Masa Depan Gattuso
Bagi Milan, kegagalan menembus final membuat masa depan allenatore Gennaro Gattuso masih belum jelas meski dia terikat kontrak hingga 2021.

Rino –julukan Gattuso— bahkan dikabarkan menemui direktur Paolo Maldini dan general manager Leonardo Araujo di Milanello kemarin. Strateginya mengubah formasi ke back three pada laga kemarin juga macet.

Ya, kegagalan Gattuso membawa Milan ke final adalah bagian dari serangkaian performa buruk musim ini. Di antaranya, gagal ke fase knock out Liga Europa dan hanya sekali menang dalam enam laga terakhir di semua ajang, tepatnya sejak keok 2-3 pada Derby della Madonnina (18/3).

Pelatih 41 tahun itu diklaim bisa kehilangan jabatannya musim depan andai gagal membawa Milan finis empat besar.

Media-media Italia melaporkan bahwa manajemen kian intens menghubungi beberapa nama sebagai suksesor Gattuso musim depan. Antara lain, Maurizio Sarri, Antonio Conte, dan Unai Emery.

”Hanya tersisa satu bulan sebelum musim ini berakhir dan itu bukan waktu yang cukup untuk menganalisa banyak hal. Kami harus membenahi pendekatan terhadap pertandingan-pertandingan berikutnya,” kata Gattuso. (jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *