HARIANHALMAHERA.COM–Sejak diluncurkan beberapa waktu lalu, kehadiran aplikasi cegah perkawinan anak (ceria) care mendapat sambutan positif dari masyarakat. Buktinya, sejauh ini tercatat seribu orang lebih yang telah mengakses layanan tersebut.
Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Malut Musrifah Alhadar mengatakan, ada dua pilihan konsultasi yang bisa manfaatkan di aplkiasi Ceria Care, yakni secara tatap muka melalui pusat layanan informasi maupun dan secara online lewat website yang baru diluncurkan kemarin.
“Dengan adanya webiste ceria ini, harapannya apabila ada korban yang akan konsultasi, malu atau menganggap ini sebuah aib dan sebagainya bisa dilakukan secara online,” ungkapnya di sela-sela sarasehan dengan organisasi wanita Malut di Royal Resto, Selasa (27/9).
Di website ceria care ini, disediakan tenaga para ahli, mulai dari psikolog, ahli hukum, Ikatan dokter, Ikatan Bidan dan kemudian dari Kemenag maupun dari Unit PPA Polda, yang dapat memberikan edukasi kepada semua orang atau memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dialami masyarakat.
“Melalui website saya yakin sudah banyak yang mengakses, karena kita juga masuk ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi disaat implementasi proper saya sebulan atau ya sebulan yang lalu atau 2 minggu yang lalu itu ke seluruh anak-anak kita,” katanya.
Menurutnya program Ceria Care ini sebagau salah satu upaya untuk menekan tingginya kasus perkawinan anak usia dini di Malut. “Di Maluku Utara alhamdulillah sudah turun ke-13,9 persen, tapi masih tetap berada di angka rata-rata nasional yaitu 10,8 persen,” terangnya
Diketahui angka perkawinan anak usia dini di Malut tertinggi terjadi di Halmahera Selatan (Halsel) disusul Halmahera Utara (Halut) dan Pulau Taliabu.(lfa/pur)