FootballOlahraga

Italia vs Austria: Simfoni Keempat Gli Azzuri

×

Italia vs Austria: Simfoni Keempat Gli Azzuri

Sebarkan artikel ini
Ciro Immobile (Italia) dan David Alaba (Austria)

HARIANHALMAHERA.COM – Speranza Scappucci bukan pesepak bola maupun pengamat sepak bola. Scappucci hanya seorang konduktor wanita pertama asal Italia yang memimpin orkestra di Vienna Opera Ball pada Februari 2017. Meski begitu, Scappucci terkesan melihat performa timnas negerinya di Euro 2020.

”Berkilau dan penuh energi positif. Mengingatkanku akan awal dari Simfoni Keempat Mendelssohn,’’ kata Scappucci seperti dikutip Corriere dello Sport kemarin (25/6).

Sementara itu, dalam pandangan Scappucci sebagai seorang dirigen, Austria bertanding bak simfoni karya Joseph Haydn. ”Solid dan tetap dengan kesenangan,’’ tambah wanita kelahiran Roma 48 tahun silam tersebut.

Ya, setelah menyapu bersih tiga laga fase grup dengan mencetak tujuh gol dan tanpa kebobolan, kedigdayaan Italia bakal diuji Austria di Wembley Stadium dini hari nanti (siaran langsung RCTI/iNews/ON Channel HD/Soccer Channel/Mola TV pukul 04.00 WIT).

Bak simfoni keempat bagi Gli Azzurri dalam orkestranya di Euro 2020.
Selayaknya orkestra, peran konduktor seperti Scappucci sangat penting. ”Menurutku, konduktor (di sepak bola) ya seperti (Andrea) Pirlo atau (Gianni) Rivera,” ucap Scappucci.

Baca Juga: Main Maksimal Bonus Minimal

Di Euro 2020, allenatore Italia Roberto Mancini memang tidak memiliki pemain bergaya regista seperti Pirlo maupun trequartista selayaknya Rivera. Deretan centrocampista Gli Azzurri hanya para gelandang pekerja keras yang punya determinasi tinggi.

Bukan petarung seperti Gennaro Gattuso, tetapi punya kemampuan mendistribusikan bola dengan baik. Mulai Jorginho, Nicolo Barella, Marco Verratti, hingga Manuel Locatelli.

”Pemain seperti Jorginho atau Verratti bisa melakukan semua kebutuhan di lini tengah. Bertahan ketika lawan menekan dan menggerakkan lini kedua saat melakukan serangan balik,” beber Thomas Tuchel, pelatih Chelsea, klub yang diperkuat Jorginho, kepada Tuttomercatoweb.

Sebelum menangani Jorginho di The Blues, Tuchel pernah menangani Verratti di Paris Saint-Germain.
Ucapan Tuchel dibuktikan dengan statistik. Jorginho, misalnya. Gelandang 29 tahun itu menjadi penekel sukses terbanyak (5 kali), intersep terbanyak (7 kali), dan operan terbanyak (203 operan) di antara para pemain Italia di Euro 2020.

Jorginho praktis hanya kalah oleh wide attacker Domenico Berardi perihal urusan mencatat operan kunci. Wide attacker Italia lainnya, Lorenzo Insigne, sampai memanggil Jorginho dengan sebutan Si Profesor. ”Karena dia begitu genius,’’ ucap Insigne yang pernah setim dengan Jorginho di SSC Napoli seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.

Di sisi lain, Austria juga memiliki konduktor permainan. Peran itu dijalankan oleh gelandang Marcel Sabitzer (RB Leipzig) dan bek kiri David Alaba (Real Madrid).

Pelatih Austria Franco Foda pun sampai bingung memberi posisi kepada Sabitzer dan Alaba. Sebab, di mana pun posisinya, mereka tetap sentral permainan.

Sabitzer juga termasuk salah satu ”pelari” di fase grup Euro 2020 seiring mencatat hingga 33,7 kilometer dalam tiga laga.(jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *