Koran Prancis Le Figaro kemarin (17/4) merilis sepuluh nama pemain sepak bola yang punya kemampuan lari luar biasa. Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) dan timnas Prancis Kylian Mbappe menjadi yang tercepat.
HARIANHALMAHERA.COM – Ketika Kylian Mbappe mengobrak-abrik pertahanan Argentina pada 16 besar Piala Dunia 2018, mantan juara Eropa nomor 110 meter lari gawang asal Prancis yang juga pelatih fisik Angers Stephane Caristan kepada L’Equipe berkomentar simpel. “Teknik larinya pas,” ucap Caristan.
Selain membukukan brace, Mbappe juga mengkreatori gol pembuka Prancis dari titik penalti oleh Antoine Griezmann. Bek Argentina Marcos Rojo yang tertinggal di belakang Mbappe harus menjatuhkan Donatello—julukan Mbappe—untuk menghentikan sprint Mbappe yang luar biasa cepat. Kecepatan tertinggi Mbappe mencapai 37 km/jam di laga itu.
“Bagian atas pelvis Mbappe bergerak ke belakang, sedang tulang pubisnya bergerak ke arah depan atau sebaliknya. Gerak ini membuat lutut lebih mudah digerakkan ke atas dan membuat amplitudo yang besar jadi inilah posisi ideal para pelari cepat,” jelas Caristan.
Caristan melanjutkan pijakan kedua kaki Mbappe juga sangat kuat. Caristan melihat tungkai kaki Mbappe saat lari tak pernah melebihi tinggi lutut. Hujaman kaki kuat ke tanah membuat Mbappe punya keseimbangan bagus saat berlari.
Pria 66 tahun itu berkata lambaian atau gerakan bahu Mbappe sangatlah pas dan tak kaku. Dengan kefleksibelan bahu dan gerak tangan yang seimbang, maka sulit buat siapapun mengejar Mbappe saat ini.
“Mungkin kalau Mbappe terjun di dunia atletik maka dia akan bisa menjadi salah satu pelari yang hebat. Namun ada beberapa teknik yang harus didalami sebab sepak bola dan atletik terdapat perbedaan,” ucap Caristan.
Le Figaro menuliskan kecepatan Mbappe bisa mencapai 36 km/jam. Kalau melihat yang dicatatkannya dua tahun silam saat di Rusia, angkanya menurun. Toh, nyatanya Mbappe masih jadi yang tercepat. Sebagai komparasi, manusia tercepat dunia yakni Usain Bolt punya kecepatan 44,74 km/jam yang membuatnya sanggup berlari 9,58 detik untuk jarak 100 meter saat kejuaraan dunia Atletik 2009 di Berlin.
Nah, jika Caristan bicara dari sisi teknik berlari Mbappe yang pas buat sprint maka pandit Simon Kuper punya perspektif berbeda. Yakni bagaimana negara multiras seperti Prancis yang menjadi jujukan banyak migran Afrika melahirkan persilangan ras yang luar biasa.
Deretan nama pemain Prancis berdarah Afrika mulai Mbappe (Kamerun), Paul Pogba (Guinea), Blaise Matuidi (Angola), Samuel Umtiti (Kamerun), N’Golo Kante (Mali), Nabil Fekir (Aljazair), dan Corentin Tolisso (Togo). Sementara itu, menurut Live Science dalam penilitian selama hampir lima dekade bisa disimpulkan atlet yang memiliki DNA Afrika dipastikan punya potensi berlari lebih cepat dari ras-ras yang lain.
“Mereka yang punya garis keturunan Afrika secara fisik memiliki lengan yang lebih panjang namun lingkar tulang lengan lebih kecil. Artinya titik tengah gravitasi mereka lebih tinggi jika dibandingkan ras-ras yang lain yang tinggi badannya sama,” tulis peneliti gen Duke University Adrian Bejan. “Sedang ras Asia dan Eropa lebih panjang torsonya, jadi titik gravitasinya lebih rendah,” tambah Bejan.
Karena itulah, menurut kajian Bejan seseorang dengan titik tengah gravitasi lebih tinggi akan mempengaruhi seberapa cepat gerakan kaki saat menginjak tanah.
Bejan melanjutkan, bukan berarti torso yang panjang tak memberikan keuntungan. Menurut Bejan, lebih panjang torso ras Asia dan Eropa membuat mereka lebih cepat ketika bergerak dalam air. Ketimbang ras Afrika yang saat di dalam air, titik grafitasinya tak banyak berpengaruh. (jpc/pur)