HARIANHALMAHERA.COM – Desa Ruko dan Kokota Jaya, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara, krisis air bersih. Padahal, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tobelo, masuk di wilayah ini sejak 2011.
Namun kehadiran perusahan seakan belum mampu menuntaskan ‘dahaga’ kebutuhan air bagi warga desa. Akibatnya, sebuah aliran sungai yang berada di wilayah tersebut menjadi alternatif warga, untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Tokoh pemuda Desa Ruko, Yano Tidore, kepada Harianhalmahera.com, Kamis (7/5), mengaku, awalnya ketika PDAM hadir, warga masih menikmati air bersih. “Tapi sekarang so tara (tidak) lagi. Air mati (macet) total,” katanya.
Yano dan beberapa warga desa setempat sempat mengadukan perihal ini ke PDAM. Namun pihak PDAM menyebut ini hanya masalah teknis. “Dorang tara pernah turun ke lapangan untuk lihat langsung dan buat perbaikan,” katanya.
Bahkan, Dince, warga Desa Ruko lainnya, mengaku sudah mencopot keran airnya lantaran benda cair itu sudah tidak pernah mengalir lagi. “Karena air sudah tidak jalan (mengalir). Kalau pun jalan, tara lancar,” katanya.
Dince mengaku sekita 6 bulan lalu, mereka sempat menyampaikan kondisi ini ke pihak PDAM. “Tapi dorang (mereka-PDAM) tara pernah respon. Padahal torang (kami) sangat butuh air bersih,” tuturnya.
Lantaran kesal, Dince berencana menggelar aksi unjukrasa menuntut sikap PDAM menangani masalah ini ketika pandemi Covid-19 berakhir. “Torang akan bikin aksi besar-besaran,” tegasnya.
Harianhalmehara.com sempat berupaya mengkonfirmasi dengan menyambangi kantor PDAM Tobelo. Namun Direktur Utama PDAM Tobelo, Farid, tak berada di ruangannya hingga berita ini dipublish. (tr-5/Kho)