HARIANHALMAHERA.COM – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (PMPD) Halmahera Utara (Halut), Wenas Rompis, sudah dua kali memanggil Kepala Desa (Kades) Roko, Galela Barat, Albertinus Subaduan.
Pemanggilan itu atas dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan Albertinus terhadap seorang warga Desa Roko, Selsius Pulotengah, yang juga tercatat sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Halut. Sayangnya, kades tak pernah memenuhi panggilan tersebut.
Sementara, Wenas seakan tak bisa berbuat banyak. Kendati demikian, ia mengaku menyesalkan sikap kades terhadap warganya. “Kalau ada yang bertanya kan seharusnya ditanggapi dengan baik,” tuturnya.
Selain menyesalkan sikap kades, Wenas juga berharap warga harus bijak dalam melihat permasalahan, khususnya penyaluran bantuan ke warga desa di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini.
“Lebih bagus buat surat secara resmi. Buat pertemuan dengan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan tokoh masarakat, lalu pertanyakan. Harus siapkan ruang, agar dalam berdialog berlangsung baik,” terangnya.
Sedangan untuk warga, kata Wenas, jangan bertanya sesuatu secara spontan, yang mengakibatkan emosi hingga berujung pemukulan.
“Seorang kades juga tidak boleh melakukan hal yang semena-mena. Dan warga yang juga berlatar belakang mahasiswa itu harus bijak,” katanya.
Ia menegaskan, jika benar ditemukan penyimpangan dalam penyaluran di Desa Roko, maka pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut. “Saya juga meminta ke setiap kepala desa, kalian jangan berspekulasi dengan dana desa,” tandasnya.
Karena tim audit, menurut Wenas, tidak pernah diam. “Mereka akan turun ke desa-desa untuk mengaudit setiap anggaran yang keluar,” jelasnya. (tr-5/Kho)