HARIANHALMAHERA.COM – Zlatan Ibrahimovic memang dikenal besar mulut. Sampai-sampai ada respons khas atas setiap pernyataan Ibra–sapaan akrab Zlatan Ibrahimovic– yang bernada arogan: ’’Kalau Lord Ibra bebas mau bicara apa saja.’’
Apalagi ketika Ibra membuktikan mulut besarnya. Misalnya, saat striker kelahiran Malmo, Swedia, 38 tahun lalu itu membawa AC Milan mengalahkan pemuncak klasemen Serie A Juventus dengan skor 4-2 di Stadio San Siro kemarin (8/7).
Ibra yang selama ini selalu sial ketika bertemu Juve seolah menemukan harinya dengan berkontribusi dua di antara empat gol Rossoneri, julukan AC Milan. Golnya dari titik putih pada menit ke-62 dan operannya kepada gelandang Franck Kessie empat menit kemudian membuat skor sama kuat 2-2 dan menjadi titik balik kemenangan Rossoneri.
Sejak restart Serie A medio Juni lalu, Ibra mampu berkontribusi 4 kali dari 9 gol ACM, sebutan AC Milan. Perinciannya, 2 gol dan 2 assist. Semuanya dicatat saat ACM memenangi dua laga beruntun menghadapi dua klub teratas di klasemen, Juve dan SS Lazio.
’’Andaikan aku berada di AC Milan pada September lalu (sejak awal musim ini, Red), pasti klub ini bisa memenangkan scudetto,’’ ucap Ibra seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.
Memang, sejak Ibra membela ACM pada giornata ke-18, Alessio Romagnoli dkk mampu mencatatkan peningkatan persentase kemenangan di Serie A. Dari 35,2 persen sampai giornata ke-17 menjadi 57,1 persen dalam 14 giornata terakhir.
Laga kemarin sekaligus menjadi pertandingan Ibra dengan menit bermain paling banyak setelah pemilik julukan Ibracadabra itu mengalami cedera betis sebelum restart Serie A. Ibra bermain sampai 67 menit. Seperti janji allenatore ACM Stefano Pioli bahwa Ibra bisa kuat bermain lebih dari sejam. ’’Usia memang bukan penghalang baginya (untuk memberikan performa di level tertinggi, Red),’’ ujar Pioli kepada Sky Italia.
Tidak bisa dimungkiri, Ibra memang tidak sama seperti pada periode pertamanya membela ACM (2010–2012). Kala itu Ibra mengoleksi 56 gol dalam 85 laga di semua ajang.
Atau, butuh 1,5 laga untuk satu gol. Musim ini Ibra mengoleksi 6 gol dari 13 laga di semua ajang atau butuh lebih dari dua pertandingan per satu gol. Tapi, statistik itu sudah bagus untuk Ibra di usianya saat ini. ’’Aku bisa sampai di level ini karena kecerdasanku.’’ Lagi-lagi Ibra melontarkan pernyataan bernada arogan saat diwawancarai DAZN.
Dalam kesempatan itu pula, Ibra mengisyaratkan tidak lagi berada di ACM musim depan. ’’Masih ada satu bulan untuk bersenangsenang karena, maaf, mungkin ini adalah kali terakhir mereka menyaksikanku langsung di sini,’’ bebernya.
Saat Ibra bersinar, tidak demikian Cristiano Ronaldo. Mesin gol Juve itu memang masih melanjutkan streak mencetak golnya di Serie A kemarin. Tapi, sangat terlihat Ronaldo kehilangan Paulo Dybala, tandemnya di lini serang Juve yang absen karena akumulasi kartu.
’’Penyebab selain ketiadaan Dybala adalah tidak ada lagi rambut kucir (Ronaldo),’’ seloroh Tutto Juve tentang kegagalan Ronaldo memberikan kemenangan untuk Juve atas ACM dalam tiga pertemuan terakhir musim ini. Dua laga sebelumnya terjadi di semifinal Coppa Italia.(jpc/pur)