HARIANHALMAHERA.COM— Penerangan di tempat pemungutan suara (TPS), menjadi kendala tersendiri di Maluku Utara (Malut). Pasalnya, masih banyak wilayah yang krisis listrik.
Sementara dari hasil simulasi pemungutan hingga penghitungan suara di TPS, berakhir pada malam hari. Inilah yang menjadi catatan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Malut, dalam rapat koordinasi, Rabu (20/3).
“Pemda harus bantu mengantisipasi ini. Harus menyediakan kebutuhan penerangan di TPS. Terutama daerah yang tidak ada penerangan,” kata Ketua Bawaslu Muksin Amrin.
Ditambahkan, pemilu serentak membutuhkan waktu lebih banyak. Simuasi KPU, dalam kondisi normal proses pungut hitung berakhir pada pukul 23.00 WIT.
“Itu dalam kondisi normal. Berjalan lancar tanpa ada kendala. Di sisi lain, proses ini tidak bisa ditunda. Dilaksanakan di hari itu juga sebagaimaana amanat undang-undang,” tegasnya.
Amrin mengingatkan, jika pada malam hari di TPS tidak tersedia penerangan, maka potensi kecurangan bisa terjadi. “
Apalagi KPU tidak memiliki anggaran untuk menyewa genset. Karena itu harus dibantu pemerintah daerah,” pungkasnya.(eva/pur)