HARIANHALMAHERA.COM–Penanganan Covid-19 yang dilakukan pihak PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) rupanya menginsiprasi gugus tugas percepatan penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Maluku Utara (Malut).
Tingginya angka kesembuhan karyawan perusahaan dari virus SARS-CoV-2 yang berlangsung begitu cepat, membuat GTPP Covid-19 Malut ingin mengadopsi system penanganan Covid-19 di perusahaan tambang yang beroperasi di Gowosong, Halmahera Utara (Halut) itu.
Hal ini terungkap dari pertemuan GTPP Covid-19 Malut melalui melalui bidang perencanaan dengan PT NHM kemarin. Dalam rapat itu, kedua pihak sharing pendapat terkait model penanganan Covid-19 yang dilakukan anak usaha PT Indotan Halmahera Bangkit ini.
Kordinator bidang perencanaan GTPP Covid-19 Malut Husen Alting mengakui, pihaknya ingin belajar cara penanganan pasien Covid-19 dari NHM menyusul banyak karyawan perusahaan itu yang sembuh. “Kita mau menyamakan persepsi dalam rangka penanganan Covid -19,” katanya.
Dia lantas menjelaskan, kunci keberhasilan NHM menangani Covid-19 memang didukung banyak hal. Selain disiplin, yang paling utama adalah bagaimana perusahaan dengan intens melakukan pemeriksaan swab secara kontinue dengan menggandeng sejumlah RS baik RS Siloam Manado, Sulawesi Utara (Sulut) maupun RS Mitra Kemayoran Jakarta “Itu (swab test) yang juga menjadi salah satu faktor percepatan penyembuhan,” ungkapnya.
Dari hasil sharing pendapat kemarin, rektor Univeritas Khairun (Unkhair) Ternate ini akan membuat rekomendasi ke Pemprov dan GTPP Covid-19. Namun, yang akan menjadi kendala saat ini yakni terkait percepatan swab test melalui PCR.
Sebab, saat ini mesin PCR yang berada di RSUD CB belum bisa dioperasikan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM). “Sekarang kurang lebih masih ada sekitar 300 sampai 400 spesimen yang masih antri. sehingga kami sarankan lakukan langka – langka percepatan untuk pemeriksaan PCR karena itu adalah salah satu kunci,” katanya.
Belum lagi, ada protokol revisi kelima sehingga harus di pelajari lagi. “Dalam protokol revisi kelima ada percepatan waktu bagi orang yang sembuh sehingga perlu disosialisasi,” katanya.
Disinggung terkait perpenajangan statys tanggap darurat pandemi yang akan berakhir 29 Agustus, Husen menuturkan hal itu masih akan dikaji dengan melihat regulasi nasional.
“Mungkin sesudah lebaran kita akan coba melakukan kajian karena berakhir kan nanti 29 Agustus sehingga setengah bulan kita akan evaluasi status tanggap darurat saat ini dan tindaklanjutnya,” jelasnya.
Dalam rapat dengan NHM itu juga, Husen meminta agar pihak perusahaan menyampaikan data pasien sembuh ke Pusdating Gustu Provinsi. Data ini nantinya dikonfirmasi ulang dengan data nasional berkaitan dengan penyembuhan. “Data pasien sembuh dari NHM sampai saat ini belum bisa dikonfersi masuk ke data nasional dan Provinsi karena kelengkapan data pemeriksaan itu yang sementara ini tengah diproses,” ucapnya.
Terkait data 280 karyawan yang dinyatakan sembuh dari Covid ini, menurut perwakilan PT Indotan Halmahera Bangkit, Amin Anwar menurutkan data kesembuhan berdasarkan hasil swab dari pihak RS Mitra Kemayoran Jakarta itu sudah diserahkan ke GTPP Covid-19 Halut.
Sedangkan data 1 pasien sembuh yang dikantongi GTPP Covid-19 adalah data lama. “Data satu orang yang sembuh itu sudah lama terdata di Gustu Malut, bukan data yang baru saja di masukan,” katanya usai rapat dengan GTPP Covid-19 Malut Bidang Perencanaan, Senin (20/7).
Soal masa penyembuhan pasien yang belum mencapai 14 hari, Anwar menegaskan, tingkat kesembuhan bergantung pada bagaimana langkah percepatan dalam penanganan pasien Covid-19.
Mulai dari tingkat disiplin serta percepatan swab test. “Orang yang positif harus di tangani dengan baik, begitu juga dengan tenaga medis harus orang yang berkualitas dan pola makan pasien. Agar pasien bisa di kembalikan kepada keluarga,” ungkapnya.
Cepatanya masa penyembuhan mengingat dalam menangani karyawan yang postifi Covid, NHM sendiri menerjunkan sebanyak 30 orang tenaga medis termasuk Dokter dan di tambah ahli psikologi 4 orang. “Pasien bukan saja fisik yang kita obati tapi tapi mental pun harus di jaga,” tuturnya.
Anwar menyebut saat ini, jumlah karyawan yang masih berada di tempat karantina sebanyak 400 orang yang terebar di Ternate dan Halmahera Utara. Sedangkan pasien positif tersisa 50 pasien, dengan jumlah pasien sembuh 280 orang. “Tapi pasien positif belum di jumlah secara keseluruhan karena masih menunggu hasil swab dari tim medis,” ujarnya.
Terpisah, Juru bicara (jubir) GTPP Covid-19 Malut dr, Alwia Assagaf menilai, sesuai revisi prokol kesehatan ke 4, masa peyembuhan pasien positif harus berlangsung selama 14 hari. Jika diluar dari itu, maka datanya tetap akan ditolak Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).
“Protapnya harus 14 hari, ketika Swab pertama hasilnya positif, follow up pertama harus 14 hari sesuai revisi prokol 4, nanti ada perubahan di revisi-5, besok (hari ini, red) baru disosialisasi Kemenkes pusat, kalau satu minggu sudah dinyatakan sembuh itu tidak bisa, dan data itu tidak bisa pakai oleh Pusdatin, dan data dari siloam tidak ada yang masuk di Gustu Malut,” tegasnya.
Pada dasarnya, Alwia mengapresiasi tranparansi dan keterbukaan dari pihak NHM, namun dia menyarankan agar penyampaian data pasien sembuh dilakukan setelah data itu dirilis pihak gustu.
Sementara pasien positif Covid-19 di Malut terus bertambah. Senin kemarin GTPP Covid-19 Malut mengumumkan ada penambahan 14 kasus positif baru. Ke 14 kasus baru ini 13 dari Halmahera Utara (Halut) dan satu pasien dari Halmahera Barat (Halbar). Dengan tambahan 13 kasus batu ini, maka secata akumulasi total pasien positif di Malut mencapai 1.287 orang.
Alwia menuturkan, tambahan 13 kasus baru ini berdasarkan hasil pemeriksaan 13 spesimen melalui PCR di RS Siloam, 19 spesimen di BBLK Makkasar, dan 2 spesimen di RS Mitra Keluarga Jakarta. “Selanjutnya kass baru ini kami sebut sebagai kasus 1.274 hingga 1.287,” katanya.
Namun, ada kabar baik juga yang disampaikan GTPP Covid-19 Malut. Dimana dari hasil pemeriksaan spesimen follow up kemarin didapati 5 pasien dinyatakan sembuh. Kelima pasien tersebut masing-masing 3 orang asal Tidore Kepulauan (Tikep), satu pasien asal Ternate dan satu pasien asal Halut. “Sehingga total pasien sembuh saat ini sebanyak 191 orang,” tukasnya seraya meyebutkan jumlah kasus meninggal masih tetap 39 orang.(lfa/pur)