HARIANHALMAHERA.COM–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Utara (Halut), akhirnya angkat bicara seputar viralnya video yang disinyalir mengandung unsur penghinaan yang dilontarkan pimpinan tertinggi mereka, yakni Bupati Halut Frans Manery.
Pernyataan Bupati itu disampaikan dalam penyerahan bansos di Desa Makarti, Kecamatan Kao Barat, beberapa hari lalu. Pemda Halut pun menegaskan bahwa, keaslian video patut diragukan. Karena diduga kuat hasil editing yang kemudian diposting ke media sosial.
Sikap tegas itu disampaikan oleh juru bicara Pemkab Halut, Deky Tawaris didampingi Pejabat Sekda Halut, Yudhiahart Noya, dan Kabag Hukum Sekretarian
Daerah Halut, Hairuddin Dodo, melalui konfrensi pers yang berlangsung di meeting room Fredy Tjandua lantai II Kantor Bupati Halut, Rabu (16/9).
Di hadapan awak media, Deky yang juga Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemkab Halut ini menuturkan, arahan Bupati Halut dalam video sejatinya terdapat tiga poin penting.
Pertama, kata Deky, penyampaian soal penyaluran bansos aspiratif oleh anggota DPR RI Dapil Malut. Kedua, menyampaikan sejenis informasi progress program yang telah dilakukan Pemda Halut dibawa kepemimpinan dirinya bersama wakilnya Muchlis Tapi-Tapi.
”Jadi sebagai pemimpin daerah dan anak negeri tentu merasa gembira dengan karya yang dibuat. Beliau sedikit mengkrepesikan tentang substansi keberhasilan membangun daerah, terutama akses jalan. Artinya beliau menggambarkan asas kemanusian, yang mana dulu orang melintas dari Loloda ke Tobelo butuh waktu sangat lama atau berjam-jam. Namun sekarang sangat cepat. Jadi penekanannya adalah akses jalan di Loloda Utara itu bukan milik warga setempat, tetapi seluruh masyarakat Halut dan karya terbaik milik Pemda Halut,” terang Deky.
Soal kalimat yang kini viral, menurut Deky, sebetulnya hanya panggalan kata dalam satu rentetan arahan Bupati mulai dari awal sampai akhir kegiatan penyerahan bansos.
Namun dari rentetan itu, sengaja dipisahkan menjadi kata tersendiri, kemudian diviralkan sebagai suatu bentuk penghinaan. “Padahal itu keliru. Mereka jadikan sepenggal kata yang sebenarnya memunculkan multi tafsir yang luar biasa di kalangan kita,” ujarnya.
Menurut dia, pada hakikatnya kalimat tersebut adalah ramuan daripada arahan Bupati sejak awal sampai akhir, sehingga kalimat ini tidak ditujukan pada siapapun, apalagi yang sekarang diviralkan tertuju pada masyarakat Loloda Utara.
”Kata ‘dorang’ ini tidak menunjukan pada masyarakat kita yang ada di Lolut (Loloda Utara), malah kalau dipahami secara mendalam, kata dorang ini sebetulnya tertuju pada konteks bahwa sampai jalan ini dibangun, seakan ada pengakuan dari orang atau kelompok tertentu yang tidak mengakui karya beliau bersama Wabup Muchlis Tapi-Tapi,” jelasnya.
Bagi Pemda Halut, lanjut Deky, kalimat tersebut dipastikan ditunjukan pada orang atau kelompk tertentu yang selalu membully Bupati Halut.
“Maksudnya orang tertentu yang tidak pernah mengakui karya beliau sebagai Bupati Halut dan Wabup Muchlis Tapi-Tapi untuk membangun daerah. Kemudian Soal publis video di medos tentu dilihat apa tujuannya, tentu ada unsur provokasi,” ungkapnya.
Deky pun menegaskan, sampai saat ini pihaknya yakin bahwa video tersebut diupload tidak secara utuh, melainkan hasil editing. ”Kami punya video pembanding yang terbilang asli atau utuh. Bagi kami video yang viral itu sudah hasil editing,” tandasnya.(dit/kho)