HARIANHALMAHERA.COM–Kepedulian pemerintah daerah (Pemda) kepada para seniman dan musisi lokal di Maluku Utara (Malut) ternyata masih minim. Buktinya, di setiap iven yang dibuat Pemda, para musisi lokal justeru tidak pernah dilirik.
Pemda justeru memilih mendatangkan musisi dan seniman dari luar. Akibatnya, para musisi lokal ini pun terpaksa hanya mampu menyalurkan bakatnya di beberapa tempat seperti Kafe dan hajatan yang dibuat warga yang honoriumnya jelas jauh lebih kecil.
Keluhan ini diutarakan langsung para pencita seni dan musisi lokal lewat pertemuan dengan anggota DPRD provinsi Dapil I (Ternate-Halbar) Abdul Malik Silia di Istana Kafe Senin (5/10).
Pertemuan Malik dengan para pecinta seni dan musisi lokal ini merupakan bagian dari agenda reses yang dilakukan politisi PKB ini. Fania, salah satu musisi lokal di hadapan Malik mengaku, selama ini para musisi lokal memang tidak pernah diberikan “panggung” oleh Pemda. “Bagaimana kami bisa maju sementara pemimpin di daerah juga tidak menghargai penyanyi daerah,” keluhnya.
Padahal dari sisi kualitas, musisi lokal tidak kalah jauh dengan penyanyi yang didatangkan dari luar. Baik dilihat dari kualitas suara maupun goyangan.”Inilah masalah yang dirasakan hampir seluruh musisi lokal,” kata penyanyi dangdut di salah satu Kafe di Ternate ini.
Tidak hanya itu, para komunitas seniman juga meminta adanya perhatian pemerintah berupa fasilitas seperti gedung untuk mereka, termasuk perhatian terkait masalah anggaran. “Bukan diberikan bantuan oleh Pemda tetapi Pemda perlu memperjuangkan anggaran Seni ke kementrian,” ujarnya.
Mereka juga meminta perlu didorong regulasi terkait untuk perlindungan hak cipta di Malut.
Mendengar keluhan itu, Malik mengaku, masukan dari para seniman menjadi cacatan penting. “Terkait dengan berbagai masukan ini saya meminta nantinya dibicarakan bersama dengan para seniman di Malut usai upacara HUT Provinsi,” tukasnya.(lfa/pur)