HARIANHALMAERA.COM – Ikatan emosional menjadi salah satu faktor Ronald Koeman dipilih sebagai entrenador FC Barcelona dua bulan lalu. Pria berkebangsaan Belanda itu merupakan sweeper andalan Barca pada era 1989–1995.
Kembalinya Koeman ke Barca turut berdampak pada nilai sentimental El Clasico edisi ke-278 di Camp Nou malam nanti (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 23.00 WIT). Yakni, melibatkan lintas generasi rivalitas dua klub.
Entrenador 57 tahun itu merupakan sosok paling senior. Koeman berada di dekade yang berbeda dengan entrenador Real Madrid Zinedine Zidane yang berkostum pemain pada 2001–2006. Tintin –julukan Koeman– bakal jadi lawan adu taktik yang berbeda ketimbang entrenador Barca yang pernah dihadapi Zidane seperti Luis Enrique, Ernesto Valverde, hingga Quique Setien.
Kekalahan beruntun di La Liga (0-1 oleh Cadiz CF, 18/10, lalu 2-3 oleh Shakhtar Donetsk di Liga Champions, 22/10) membuat Zidane berada dalam posisi sulit. ”Saya bisa menikmatinya (El Clasico). Apalagi di Camp Nou (tidak pernah kalah atau 2 kali menang dan 3 kali seri, Red),” tutur pelatih yang telah memenangkan tiga gelar Liga Champions serta masing-masing dua gelar di La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub itu dilansir AS.
Kepada Mundo Deportivo, Koeman juga tidak terbebani menjalani El Clasico pertamanya sebagai pelatih. ”Jadi pemain Barca merupakan hal istimewa dan semakin istimewa saat tampil di El Clasico. Tidak banyak perubahan (dari El Clasico sejak masih aktif hingga sekarang, Red). Jika salah satu gagal, maka akan dihujani hujatan, terutama pelatihnya,” beber pelatih dengan statistik 3 kali menang, 1 kali seri, dan 1 kali kalah bersama Barca itu.
Seperti sektor pelatih, pemain kedua tim di El Clasico malam nanti juga berwarna dengan lintas generasi. Para pemain senior atau sudah membela minimal sedekade masih ada seperti Lionel Messi, Gerard Pique, dan Sergio Busquets di Barca. Real diwakili kapten Sergio Ramos, Marcelo, serta Karim Benzema.
Yang jadi pertanyaan, apakah nama-nama veteran itu masih tetap mendapat panggung malam nanti atau justru beralih kepada pemain-pemain muda seperti Ansu Fati, Pedri, dan Sergino Dest di Barca. Kemudian, di Los Merengues ada Vinicius Junior, Rodrygo Goes, maupun Luka Jovic.
Vinicius mampu mencatatkan namanya di papan skor dalam El Clasico terakhir di Estadio Santiago Bernabeu (2/3). Striker 20 tahun asal Brasil itu membuka kemenangan 2-0 Real atas Barca dalam jornada ke-26 La Liga musim lalu.
Saat ini, Vinicius juga menjadi pemain tersubur Real dengan 3 gol. Bukan Benzema yang baru mengemas sebiji gol. Situasinya sama di Barca. Ansu Fati dengan koleksi 4 gol berada di atas Messi (2 gol). Musim lalu, Fati hanya tampil 16 menit dalam dua edisi El Clasico. ”Saat ini, Barcelonistas mungkin lebih menantikan golnya (gol Ansu Fati ketimbang gol Messi, Red),” tulis Marca. (jpc/pur)