HARIANHALMAHERA.COM–Gedung pengering jagung di Desa Ratem, Kecamatan Jailolo Selatan, terbengkalai. Bangunan yang diperuntukan untuk membantu petani jagung itu, tak kunjung difungsikan setelah dibangun pada 2019.
Berdasarkan papan proyek yang tertera, pembangunan gedung tersebut menelan anggaran Rp200 juta dengan volume pekerjaan 8 x 6 dalam waktu pekerjaan 60 hari. Namun bangunan tersebut tidak didukung sarana – prasarana berupa mesin pengeringn jagung.
Informasi yang dihimpun, proyek tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Desa (Kemendes) dengan nilai anggaran secara keseluruhan mencapai Rp1,4 miliar untuk bangunan dan mesin, dan dikerjalkan secara swakelola oleh desa.
Dari total anggaran miliaran rupiah tersebut, diperuntukan untuk bangunan dan mesin pengering jagung. Namun yang baru terealiasi hanya bangunannya saja.
Salah seorang warga Desa Ratem yang enggan disebutkan namanya mengaku, proyek tersebut dibangun sejak September 2019. “Kalau setahu kami proyeknya dikerjakan secara swakelola, mungkin bisa ditanyakan ke pemerintah desa,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ratem, Harwia Martina, yang juga warga setempat mengaku kecewa dengan pemerinyah daerah karena terkesan tidak peduli dengan kelangsungan pembangunan tersebut.
“Bagaimana bisa proyek swakelola diserahkan kepada pihak ketiga. Sekarang mesin penggilingnya tidak ada. Masyarakat tidak mendapatkan manfaat apa-apa, terus anggaran sebesar itu dikemanakan,” cetusnya
Kepala Desa Ratem, Yunus, saat dikonfirmasi, Minggu (15/11) mengaku, proyek gedung pengering jagung itu dikerjakan oleh pihak ketiga bernama Helni. Namun Yunus mengaku tidak tahu nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.
Yunus kemudian meminta wartawan agar langsung menghubungi pihak pelaksana terkait proyek yang tak kunjung selesai tersebut. “Soal kenapa belum difungsikan, yang tahui pasti adalah pihak pelaksana,” sebutnya. (tr-4/kho)