HARIANHALMAHERA.COM— Peristiwa kebakaran Gereja Imanuel yang menjadi pusat aktivitas jemaat Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH) se-Maluku Utara (Malut), meninggalkan duka mendalam bagi jemaat GMIH. Pasalnya, bangunan gereja tersebut dikatakan masih baru.
BACA JUGA: Gereja Imanuel Gamsungi Terbakar, Diduga Disebabkan Korsleting Listrik
Sebagaimana catatan Harian Halmahera, gereja ini diresmikan Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba pada 2016 lalu. Pembangunan gereja sendiri menghabiskan anggaran sekira Rp 6 miliar. Kini, gereja kebanggaan itu telah ‘rata tanah’, akibat kebakaran pada kamis (18/2). Seluruh bangunan habis terbakar, termasuk beberapa inventaris gereja yang tidak berhasil diselamatkan.
Ungkapan duka anggota jemaat GMIH yang mencapai 300 ribuan (data 2012), tak henti-hentinya mengalir di lini masa jejaring sosial. Tidak hanya anggota jemaat dari Halut atau Maluku Utara (Malut) saja, tetapi berdatangan dari jemaat GMIH yang ada di Manado, Bitung, dan Kepulauan Raja Ampat.
Di balik duka mendalam, muncul secercah harapan. Presiden Direktur (Presdir) sekaligus pemilik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) kabarnya akan membantu pembangunan Gereja Imanuel yang menjadi kebanggaan masyarakat Halut itu.
Amin Anwar, selaku perwakilan PT Indotan Halmahera Bangkit—perusahaan pemegang saham PT NHM, membenarkan kabar itu. Menurutnya, H Robert ikut prihatin atas musibah kebakaran Gereja Imanuel yang menjadi pusat ibadah jemaat GMIH.
“Kata Pak Haji, ‘saya sudah menjadi bagian dari warga Halut. Karena itu, saya prihatin atas musibah kebakaran yang menimpa saudara saya yang beragama nasrani’. Karena itu Pak Haji akan membantu pembangunan kembali Gereja Imanuel,” kata Amin, meneruskan kalimat H Robert yang akrab disapa Pak Haji.(fir)