HARIANHALMAHERA.COM–Produk andalan, kopra, di Kabupaten Halut, terpantau melemah tipis seminggu jelang Idul Fitri. Berdasarkan pantauan pasar yang dilakukan kemarin, harga kopra mengalami penurunan sebesar Rp 300 dari harga sebelumnya Rp 10.300 per kg.
“Ini sudah biasa. Harga kopra di Tobelo naik dan turun. Saat ini turun sebesar Rp 300 per kg,” kata Ika, salah satu juru bayar di salah satu agen pembeli kopra di Tobelo.
Ditanya penyebab penurunan harga ini, Ika mengaku akibat dampak pasar dunia. Dia menyebut kondisi pasar dunia sangat berpengaruh terhadap harga komoditi di lokal. “Jadi kita di sini (Halut) hanya menyesuaikan. Kita sebagai pengusaha hanya berpatokan pada harga pasar dunia. Kalau harga turun, maka kita turunkan. Demikian pula jika harga di pasar dunia naik, maka kita naikkan,” terangnya.
Disinggung aktivitas jula beli kopra saat ini, Ika menyebut untuk sementara ini para petani menjual kopra rata-rata di atas 15 ton per hari. Jumlah itu, lanjut Ika, cukup bagus. Dengan harga yang masih bertahan di Rp 10 ribu. Dibanding dengan 6 bulan lalu, harga kopra turun hingga Rp 400 per kg.
“Saya sih berharap bulan depan harga sudah naik lagi, agar para petani sejahtera. Demikian juga kami sebagai pengusaha. Karena kalau harga mahal, biasanya petani rajin menjual. Sebaliknya jika harga kopra turun, mereka malas menjual,” terang Ika yang bekerja di gudang dekat Terminal Baru.
Senada disampaikan Tanti, juru bayar gudang kopra di Desa Wari. Dia mengatakan untuk kopra partai besar (di atas 10 karung) akan dihargai Rp 10 ribu per kg. Namun, jika dijual eceran akan dihargai Rp 9.900 per kg. “Kalau kami biasanya dalam sehari petani menjual kopra sampai 20 ton. Tapi saat ini lagi sepi. Hanya awal Ramadan ramai,” ujarnya.(tr-05/fir)