HARIANHALMAHERA.COM–Empat rumah warga di Kecamatan Tobelo Utara, Halut rusak diterjang angin puting beliung pada Sabtu (2/10). Kejadian sekira pukul 19:30 WIT tersebut, terjadi di Desa Gorua dan menyebabkan atap rumah terlepas dihempas puting beliung.
M Ihwan, salah satu pemilik rumah mengatakan sebelum kejadian dirinya sedang duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba mendengar suara bunyi yang sangat kuat. Hanya saja saat itu ia tidak terlalu menghiraukannya.
Tak berselang lama, tetangga mulai berdatangan ke rumahnya dan memberi tahu kalau atap rumahnya sudah terlepas dihantam angin. Dari informasi tersebut, Ihwan langsung melihat kondisi atap rumahnya. “Saat diberitahu itu baru saya kaget. Kalau tidak diberitahu tetangga, mungkin saya tidak tahu kalau sebagian atap rumah saya sudah jebol,” ujarnya.
Ihwan juga menyebut, apa yang dialaminya juga menimpa tetangganya. Keadaannya pun jauh lebih parah. “Atap rumah tetangga rusak di bagian belakang dan depan,” terangnya.
Korban lainnya, Arjuman Siregar, menjelaskan saat kejadian dirinya tidak berada di rumah. Dia sedang menghadiri acara malam di desa binaannya. Dia mengetahui kejadian tersebut setelah diberitahukan keluarganya yang berada di rumah.
“Saat kejadian istri dan anak-anak sedang menonton televisi. Hujan deras dan angin kencang yang datang tiba-tiba menghantam rumah di bagian dapur. Saya langsung pulang untuk melihat kondisi rumah. Saya kaget dapur sudah tidak ada karena dihantam angin,” ucapnya.
Lanjut Siregar, akibat dari kejadian tersebut, istri dan anaknya mengalami luka akibat dihantam beton rumah dan kayu. “Istri saya luka di bagian pinggang, sementara anak saya luka di tangan kanan,” jelasnya, sembari berharap ada perhatian dari pemerintah bagi warga yang terdampak puting beliung.
Diketahui, Kabupaten Halut termasuk daerah rawan bencana di Provinsi Maluku Utara (Malut). Selain rawan gempa, baik akibat pergerakan lempeng maupun akibat aktivitas vulkanik, Halut juga rawan angin puting beliung. Selain itu, Halut juga rawan gelombang pasang laut, dan kekeringan lahan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halut Abner Manery, menyebut ada empat keluarga yang rumahnya terdampak bencana tersebut. Di antaranya M Ihwan, Abdul Wahab, Wahid Saban, dan Arjuman Siregar. “Dari empat keluarga itu ada 19 jiwa,” tutur Abner, dikutip tandaseru, Minggu (3/10).
Abner juga menyebut, kejadian tersebut mengakibatkan atap rumah warga porak-poranda dan mengalami rusak ringan. Selain itu, dua warga terluka terkena atap saat terjadi bencana. “Kerugian material diperkirakan Rp 15 juta,” tandas Abner.(cw/fir)