HARIANHALMAHERA.COM— Kepala Bidang Pembangunan, Inovasi dan Teknologi Balitbang dan Statistik Halut Dr. Yoppy Jutan, mengatakan pantai serta luasnya laut Indonesia menjadi salah satu modal besar dalam pembangunan ekonomi.
Sebagai negara kepulauan terbesar, dengan luas terumbu karang mencapai 2,5 juta Ha atau 14% dari luas terumbu karang di dunia, Indonesia sangat dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia dengan jumlah species karang mencapai 76 persen.
“Terumbu karang memiliki banyak sekali manfaat selain sebagai apartemen atau rumah tempat hidup bagi sekitar 55 persen biota laut, terumbu karang sangat penting dalam sistem rantai makanan di laut. Olehnya itu upaya perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang, dapat memberikan manfaat dan dampak yang sangat besar bagi kelestarian sumber daya ikan yang merupakan sumber protein utama bagi penduduk di dunia,” katanya.
Halut lanjut ahli bioeklogi konservasi, sebagai Kabupaten yang berpenduduk dominan berada di Desa pesisir dan memiliki luasan laut yang lebih besar dari daratannya, bahkan mempunyai bonus letak geografis yang sangat strategis, karena berada tepat di pusat segitiga terumbu karang dunia, maka hal ini menjadi suatu alasan yang kuat bagi Pemkab Halut dalam melakukan giat konservasi melalui penerapan rancang bangun model inovasi konservasi ekosistem terumbu karang.
Sementara itu, menurut Kepala Badan Litbang dan Statistik Kabupaten Halmahera Utara, Atbernimus Pasimanyeku M.Pd, kegiatan yang dilakukan ini sebagai upaya edukasi pada masyarakat tentang pentingnya konservasi ekosistem esensial terumbu karang dan menjadikannya sebagai magnet utama dalam mendukung promosi investasi pariwisata bahari sekaligus merupakan upaya mendukung visi Bupati dan Wakil Bupati Halut yakni pengembangan inovasi dan investasi di Halut.
“Berdasarkan hasil survei terkini melalui program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) pada tahun 2020, terdapat sekitar 70 persen terumbu karang Indonesia yang sedang berada dalam kondisi rusak dan berdasarkan data, kondisi terumbu karang semakin lama semakin memprihatinkan, maka sudah seharusnya hal ini menjadi sorotan semua pihak kini dan kedepanya,”ungkapnya.
Atber menuturkan bahwa kegiatan transplantasi karang yang dilakukan ini sebagai salah satu bentuk penerapan model inovasi dalam upaya pemulihan terumbu karang yang merupakan apartemen bagi ribuan jenis ikan di perairan Halmahera terutama species endemik Hiu Berjalan Halmahera _(Hemiscyllium halmahera)_ sebagai salah satu species berkharisma yang dapat menjadi icon kolaborasi pariwisata bawah laut berkelas dunia sehingga menjadi _prime mover_ pembangunan kawasan prioritas pariwisata Maluku Utara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Luasan terumbu karang di perairan dangkal Halmahera mencapai 41.144,31 Ha, dimana 12,9% berada di Halmahera Utara dengan total luasan mencapai 5310.78 Ha. Namun tingkat kerusakan rata-rata mencapai 67,40 persen terutama di perairan sekitar pulau pulau kecil di Tobelo. Oleh sebab itu arahan rekomendasi kegiatan ini telah di sampaikan kepada pihak terkait dalam bentuk laporan ringkasan eksekutif penetapan kawasan Taman Wisata Alam Laut Tobelo.(pn/tr-05)
Semoga berkelanjutan..
Tolong di tanggapi admin, itu hasil foto saya bukan oleh Balitbangda Halut. Kenapa hapus komentar saya, sudah saya email kronologis masalahnya, mohon di tanggapi, ini mengenai hak cipta