HARIANHALMAHERA.COM– Ramadan tahun ini menjadi ujian berat bagi La Bula bersama empat pengusaha yang mencari rezeki di Pasar Desa Galala Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan (Tikep).
Bagaimana tidak ? tempat usaha yang mereka bangun bertahun-tahun di pusat Kota Sofifi itu, dalam hitungan jam tinggal arang setelah dilahap si jago merah sore kemarin. “Ini mungkin sudah musibah,” kata La Bula dengan mata berkaca-kaca.
Pria asal Buton itu hanya bisa pasrah melihat toko perlengkapan dapur dan kasus itu tinggal puing. Selain toko miliki La Buton, ada tiga bangunan lain yang ikut terbakar yakni Toko sembalo Rukun Jaya, rumah makan Nurul Patimah, dan satu unit Toko Kasur.
Informasi yang didapat Harian Halmahera, kebakaran hebat yang terjadi beberapa jam jelang buka puasa itu yakni pukul 16.30 WIT, bersumber dari petasan yang dibakar beberapa anak- anak. “Petasan yang dibakar anak-anak itu kemudian mengenai spanduk di depan toko lalu terbakar,” kisah La Bula.
Api dari spanduk pun langsung dengan cepat membakar kasur lalu merambat ke seluruh
bangunan toko yang terbuat dari papan. Warga yang melihat kobaran api langsung bebrondong-bondong berusaha memadamkan api dengan perlalatan seadanya.
Upaya warga ternyata belum mampu memadamkan api. Justeru si jago merah yang saat itu sudah membakar dua toko terus merembet dan membakar dua bangunan lainnya. Tidak adanya mobil pemadam kebakaran (Damkar) membuat upaya pemadaman berlangsung lama.
Api sendiri baru bisa dipadamkan dua jam kemudian setelah mobil tangki milik BPBD
Pemprov dan Dinas PUPR turun ke lokasi memadamkan api. Muchlis Uji, pemilik toko rukun jaya mengisahkan, saat kebakaran terjadi dirinya masih tengah memperbaiki mesin genset di rumah.
“Saya ada perbaiki genset persiapan jangan sampai ada pemadaman listrik,” katanya. Dia baru mengetahui kalau tokonya terbakar setelah mendengar teriakan dari warga. “Saya ke
rumah, apinya sudah menjalar naik, sehingga saya tidak bisa mengeluarkan seluruh barang
ada di toko,”cetus Muchlis.
Di dalam tokonya itu, seluruh barang dagangannya termasuk barang-barang kebutuhan lebaran yang nilaianya mencapai Rp. 1,5 Miliar hangus tak tersisa.
“Saya dan keluarga hanya bisa selamat dengan pakaian di badan saja, semuanya hangus
terbakar tidak satupun yang bisa diselamatkan,” katanya dengan bercururan air mata didepan koran ini.
Ia berharap, dengan kejadian ini kiranya Pemprov dan Kota Tidore kepulauan bisa membantu meringankan beban meraja. Apalagi, satu sepekan kedepan sudah lebaran. “Saya kira Pemprov dan Pemkot bisa membantu,”tuturnya.
Dengan kejadian ini, pria 56 tahun ini juga berharap bisa menjadi pelajaran bagi Pemprov dan Pemkot Tikep agar wajib menyediakan sarana berupa mobil pemadam kebakaran (Damkar) di Sofifi.
“Sebab kebakaran ini sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Bayangkan saja tadi kalau tidak
ada mobil tangki BPBD dan PU akan lebih banyak rumah yang terbakar,” kesalnya.(tr3/pur)