HARIANHALMAHERA.COM–Sudah hampir tiga pekan terakhir Maluku Utara (Malut) tidak lagi mencatatkan kasus Covid-19. Namun begitu, momentum arus balik natal dan tahun baru (Nataru) tidak menutup kemungkinan ledakan kasus akan kembali terjadi.
Yang paling diwaspadai justeru ancaman masuknya varian Omicron yang saat ini kasusnya di tanaha air terus melonjak. Data Kementrian kesehatan (Kemenkes) per 1 Januari 2022, jumlah pasien positif Omicron sudah mencapai 136 orang dalam dua pekan sejak diumumkan pertama kali.
Karena itu, menganitipasi munculnya varian baru ini, Pemprov diminta segera memperketat aktivitas masyarakat dan memberlakukan aturan karatina selama 14 hari bagi warga yang akan kembali ke Malut usai libur nataru.
BACA JUGA : Antisipasi Omicron AGK Himbau Intensifkan Satgas
Direktur RSUD dr Chasan Busorie Ternate dr Syamsul Bahri memprediksi momen arus balik bakal memunculkan kasus Covid-19 di Malut khususnya di Ternate sebagai pintu masuk. “Torang peridiksi kemungkinan besar nanti orang kembali ini kemungkinan besar ada kasus lagi di Ternate,” ujar Syamsul Jumat (30/12).
Khusus untuk ancaman masuknya varian Omicron, Syamsul mengingatkan perlu diwaspadai adalah para pelaku perjalanan dari Jakarta. Sebab, saat ini Jakarta menjadi episentrum kasus Omicron di tanah air.
“Seharusnya tidak ada lagi yang berangkat – berangkat tutup semua jangan dibebaskan ada kasi trada PPKM orang boleh berangkat ya resiko,” tukasnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus Omicron bertambah 68 orang. Total ada 136 orang di Indonesia yang terpapar. Mayoritas merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, sebelas di antara kasus baru itu merupakan warga negara asing (WNA).
Kemudian, dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala dan 29 orang sakit dengan gejala ringan. Lainnya, 1 orang sakit dengan gejala sedang dan 9 orang tanpa keterangan.
’’Semua kasus baru merupakan pelaku perjalanan luar negeri dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” kata Nadia (1/1).
Nadia menjelaskan, data WHO menunjukkan kemungkinan akan terjadi peningkatan tambahan kasus yang cepat. Namun, peningkatan okupansi tempat tidur rumah sakit dan ICU tidak setinggi periode varian Delta.
Hal itu dilihat dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta. Juga, melihat tingkat risiko keparahan Omicron. ”Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah,” ujarnya
Meski demikian, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri dengan tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.
Berdasarkan WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta. Itu dilihat pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas. Contohnya Inggris.
Di Inggris, tingkat keparahan varian Omicron mengakibatkan 29 kematian. Estimasi risiko masuk perawatan gawat darurat Omicron 15‒25 persen lebih rendah dibandingkan Delta. Estimasi risiko rawat inap akibat Omicron 40‒45 persen lebih rendah.
Nadia menjelaskan, selain terdeteksi 136 kasus, sebanyak 74 persen kasus Omicron dialami mereka yang sudah divaksin lengkap.
Di sisi lain, karantina untuk pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia terus disiapkan. Salah satunya melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Untuk tahap awal, disiapkan 1.900 tempat tidur karantina.
Tiga tempat untuk karantina terpusat pekerja migran Indonesia (PMI), pelajar, dan aparat sipil negara serta sejumlah hotel untuk pelaku perjalanan umum. ’’Persiapan hampir final,” tutur Kasatgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto.
Dia menambahkan, tempat karantina terpusat yang telah tersedia, antara lain, Asrama Haji Sukolilo, Balai Diklat Kementerian Agama, Lembaga Penguji Mutu Pendidikan, serta sejumlah hotel. Untuk karantina pelaku perjalanan umum, juga disiapkan sejumlah hotel bintang 3 hingga bintang 5 yang telah diverifikasi Kementerian Kesehatan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bahwa proses keimigrasian dan protokol kesehatan di bandara juga sudah siap dengan standard operating procedure (SOP).’’Pemerintah belajar dari proses karantina di Jakarta,” tutur Budi.
Dia menambahkan, untuk tahap awal Kemenhub membuka maksimal tiga penerbangan per minggu sambil dilakukan evaluasi apakah perlu penambahan. Pembukaan kedatangan internasional melalui Bandara Juanda dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, yang telah mencapai 3.500‒4.000 penumpang per hari. (lfa/jpc/pur)