HARIANHALMAHERA.COM–Distribusi minyak goreng (Migor) sawit curah yang dikirimkan pmerintah pusat untuk provinsi-provinsi di Indonesia Timur, termasuk Maluku Utara (Malut) akhirnya tiba.
Untuk Provinsi Malut sendiri mendapat jatah sebanyak 80 ton lebih. Migor yang dipasok melalui PT Wilmar ini, ditangani langsung oleh dua distributor, yakni Toko Jempol di Ternate dan toko 88 di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut) dengan kuota masing-masing 40 ton
Kepala Disperindag Malut Yudhitya Wahab kepada wartawan mengatakan, sesuai mekanisme dalam sistem pengelolahan migor curah, penentuan distributor dilakukan langsung pihak produser. “Jadi nanti distributor mana yang siap di Kabupaten/Kota kota fasilitasi masuk ke produser nanti produser yang menunjuk,” katanya.
Dengan masuknya 80 ton migor curah ini, Yudhita mengaku stok migor dipastikan aman jelang lebaran. “Jadi untuk menghadapi lebaran insya allah aman,” katanya
Apalagi, nantinya akan ada tambahan pasukan Migor tahap kedua sebanyak 60 ton. “Kemarin yang baru masuk supsidi minyak goreng curah baru tahap pertama tamabahan nanti menjelang lebaran masuk supsidi tahap kedua,” katanya.
Dia menegaskan, distribusi minyak goreng curah subsidi hingga ke konsuman ini akan diawasi ketat yang melibatkan satgas pangan dari Polda Malut sehingga Harga Eceran Tertinggi (HET) di pedagang harus Rp.14 000 per liter sedangkan Rp.15 000 per 1 kilogram. “Mudah -mudahan harga ini tetap terjaga,” pintanya .
Untuk stok yang ada kabupaten/ Kota terdekat dipasok dari ternate sedangkan di Halut nanti didisribusi ke Mortai. “Kita harapannya setiap kabupaten/Kota satu distibutor sehingga mereka bisa menjual sesuai HET di daerah masing -masing karena logikanya kalau Halsel, Halteng,Haltim ambil di ternate berarti ada harga transportasi berarti dia menjual diatas harga namun kami melihat masih di angka harga kewajaran karena diperhitungkan transportasi dan sebagainya kalau melebihi itu kita tindak,” tukasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, kebijakan pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) bagi komoditas minyak goreng belum sepenuhnya efektif.
Pemerintah menetapkan HET minyak goreng curah senilai Rp 14.000, sementara minyak goreng kemasan sesuai mekanisme pasar.
Kepala negara mengakui masih menemukan harga minyak goreng di atas HET. Dia menduga, ada permainan dari mahalnya harga minyak goreng.
”Sudah berjalan berapa minggu ini belum efektif di pasar saya lihat minyak curah banyak yang belum sesuai dengan kaidah yang kita tetapkan,” kata Jokowi dalam siaran Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (20/4).
Jokowi menyampaikan, saat ini Pemerintah masih melakukan proses penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng. Hal itu diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memperkuat daya beli.
“Penyaluran minyak goreng ini masih proses. Semuanya berjalan dengan baik, saya enggak mendengar ada hal yang menghambat, baik lewat yang kantor Pos, ada yang lewat Kelurahan dan kita berharap dengan subsidi BLT minyak goreng bisa memperkuat daya beli rakyat,” harap Jokowi. (lfa/pur/jpc)