Halut

Nelayan Halut ‘Krisis’ BBM Subsidi

×

Nelayan Halut ‘Krisis’ BBM Subsidi

Sebarkan artikel ini
Tatap muka Asosiasi Nelayan Halut bersama Pemkab Halut yang diwakili asisten III setda Halut, Yudhihart Noya didampingi Kasatpol PP dan turut dihadiri perwakilan Pertamina Tobelo beberapa waktu lalu (Foto : Muhrid / Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Keterbatasan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) yang tersebar di Kabupaten Halmahera Utara tak hanya berdampak pada terjadinya antrean panjang kendaraan, namun hampir seluruh sector kehidupan ikut terpengaruh termasuk menghambat aktivitas pencari nafkah di laut seperti yang dirasakan para nelayan pesisir Kecamatan Kao, Kao Teluk dan Malifut.

Keresahan para nelayan tersebut telah memaksakan mereka mendatangi kantor Bupati Halut untuk tatap muka bersama pemerintah daerah terutama instansi teknis Pemkab Halut. Alhasil, kedatangan sejumlah nelayan yang menamakan diri asosiasi nelayan Halut itu disambut oleh asisten III setda Halut, Yudhihart Noya didampingi Kasatpol PP dan turut dihadiri perwakilan Pertamina Tobelo.

Dihadapan pejabat Pemda Halut, Sukitman Asgar, mewakili nelayan bagang Kao Teluk pun menyampaikan bahwa sejak kenaikan harga BBM hingga saat ini para nelayan masih kesulitan mendapatkan persediaan BBM terutama yang di subsidi pemerintah.

“Jangankan BBM biasa, BBM subsidi seperti pertalite dan pertamax pun sangat sulit didapat para nelayan pesisir Kao Teluk, tentunya ini menujukan pelayanan BBM oleh SPBU, Pertamian dan Pemerintah daerah terhadap masyarakat belum merata,”katanya dalam pertemuan di ruang meeting Sekda Halut, selasa (28/6).

Dosen Unhen ini pun menyarankan pada Pemkab Halut dan Pertamina Tobelo untuk segera membangun satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Kao Teluk atau di lokasi strategis yang bisa jangkau sejumlah 5 Kecamatan lingkar tambang. “Memang sudah ada SPBN yang disediakan Pemerintah dan Pertamian, yaitu di pelabuhan TPI akan tetapi kehadirannya belum mampu penuhi semua nelayan terutama di Kao Teluk dan sekitarnya sehingga solusi penambahan kuota BBM dan SPBN,”jelasnya.

Sementara asisten III, Yudhihart Noya, mengatakan, aspirasi soal SPBN tersebut akan menjadi usulan penting, namun Pemda Halut sendiri membutuhkan data nelayan sebagai langkah awal untuk menjawab keresahan nelayan tersebut. “Kami juga butuh data nelayan agar bisa bedakan nelayan aktiv dan musiman sehingga pembangunan SPBN ini benar-benar menjawab kebutuhan nelayan berjangka panjangan,”ujarnya.

Terkait permintaan nelayan itu, Ali, perwakilan Pertamina Tobelo, menuturkan, aspirasi nelayan soal SPBN dapat ditindaklanjuti apabila mendapat dukungan penuh dari Pemkab Halut, yakni menyurat ke Pertamina tentang penambahan kuota BBM. “SPBN yang tersedia di Halut hanya satu dan kuota BBM pun terbatas sehingga tidak mampu jangkau semua kebutuhan nelayan di Halut, dan untuk menjawab masalah ini tentu diharapkan Pemkab Halut menyurat ke Pertamina,”ungkapnya.

Kasatpol PP Halut, Muhammad Kacoa, menambahkan bahwa kalau ada penambahan kuota BBM tetapi belum adanya SPBN maka pihaknya siap membantu dengan cara distribusi BBM jatah nelayan. “Kami siap antar BBM kesana terpenting ada penanggungjawabnya di Kao Teluk,”imbuhnya.(tr-05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *