HARIANHALMAHERA.COM–SELASA (2/8) hari itu ternyata bukan kali pertama Farjan Idham dan kawan-kawan turun memancing di Danau Tolire Besar. Hal itu sudah sering kali di lakukan para remaja yang tinggal di sekitar danau yang disakralkan warga lokal ini.
Hal ini terungkap dari pengakuan Agung Kuwan (16), salah seorang rekan korban yang hari itu turut menyaksikan temannya diterkam buaya. “Sudah ulang-ulang, dan dapat ikan,” kata Agung saat ditanyakan Camat Pulau Ternate.
Bahkan, setiap turun memancing, Agung mengaku sering kali melihat buaya di dalam danau. “Tapi dia (Buaya, red) tara (tidak) manakal, barang torang siloloa (minta permisi),” katanya sambil mengucapkan kalimat siloloa itu dalam bahasa lokal.
Agung lantas menceritakan, saat berangkat memancing itu mereka hanya berlima minus Firjan. Korban sendiri baru tiba di Danau belakangan. Dia tiba di lokasi setelah kelima rekannya sudah berada di dalam danau Tolire. “Dia (Korban) dusu dari belakang,” katanya
Saat tiba di lokasi, korban pun langsung membuka peralatan mancingnya dan memancing. Saat umpannya disambar ikan, Firjan kata Agung melampiaskan kegembiraanya dengan melontarkan kata makian. “Dia mangael di bawah kayu, dia dapa ikan simore-simore kong dia mumake (caci maki),” katanya
Saat itulah buaya muncul dari permukaan air danau dan langsung menerkam Farjan. Agung mengaku melihat langsung bagaimana sang Buaya menerkam temannya itu. “Saya lihat, buaya besar skali dia terbang dari atas air,” katanya.
Saat itu mulut buaya kata Agung menerkam bagian perut Farjan. “Dia (buaya, red) kep di perut,” katanya
Seketika itu dahan yang diduduki Agung dan Farjan saat memancing pun langsung patah. “Saya langsung talempar (terhempas, red) dia (buaya) pe ekor bage saya pe belakang,” tukasnya.
Leluasanya para remaja setempat turun ke Danau meancing ini nampaknya lepas dari minimnya pengamanan di sekitar Danau Tolire berupa pagar keliling. Apalagi, Danau Tolire sendiri dikenal curam. (par/pur)