HARIANHALMAHERA.COM–Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Pomakomote, Kecamatan Galela Barat (Galbar) yang bergerak pada budidaya tanaman hortikultura dan merupakan petani binaan Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang Halmahera Utara, rabu (9/11) telah memetik hasil panen tomat sebanyak 150 batang. Pihaknya pun menggelar prosesi panen raya secara simbolis dengan mengundang seluruh pejabat Forkopimda Halut, DPRD Halut, Pemerintah Kecamatan se-Galela, Kepala Desa se-Kecamatan Galela dan pimpinan instansi vertical lainnya di Kabupaten Halut.
Panen raya hortikultura oleh Gapoktan Pomakomote itu bukan hanya tanaman rempah dapur seperti bawang, cabai keriting dan tomat. Namun budidaya tanaman perkebunan di atas lahan eks PT.GAI seluas 17 hektar (ha) tersebut juga terdapat buah-buahan seperti melon, semangka dan beberapa jenis tanaman perkebunan bulanan lainnya. Dimana saat ini tanaman tomat yang siap di panen sementara taman lain segera menyusul.
Mewakili Bupati Halut, Asisten III Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Yudhihart Noya, mengatakan bahwa melihat keberhasilan Gapoktan Pomakomote tersebut tentu Pemkab Halut berikan apresiasi, karena dengan anggaran yang cukup besar dikucurkan oleh BSI melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah digunakan dengan baik.
Hadirnya Gapoktan Pomakomote lanjut Yudhihart, selain menjadi contoh bagi petani lain tentu mereka turut mendongkrat bahan pangan di Kabupaten Halut sehingga itu Pemkab Halut bertekad alokasikan anggaran untuk semua kelompok tani di Halut pada tahun 2023 mendatang. “Pemkab dan DPRD kedepannya harus sinergi sehingga mampu melihat kemaslahatan masyarakat di Daerah ini, saat ini jumlah jiwa di Halut sudah mencapai di angka 200 ribu jiwa lebih, ini berarti konsumsi pangan akan semakin meningkat,”katanya.
Pasaran di Kabupaten/kota Provinsi Maluku Utara hampir semua lanjutnya, masih melakukan impor pangan dari Sulawesi Utara sehingga itu jika masyarakat Halut sudah mampu mengelola pangan maka bahan-bahan impor dari luar harus di stop, karena kalau hortikultura ini di produksi lebih banyak lagi mulai dari Desa Pasir Putih hingga Apulea maka Halut tidak lagi berfikir untuk mengekspor pangan di pasaran Malut tetapi harus mencari pasar di luar. “Dengan adanya lumbung pangan saat ini, maka kedepannya Pemkab Halut akan mencari pasar ke luar Malut, jika bantuan yang dikucurkan dan produksi ini meningkat lalu tidak ada pasar ini juga menjadi persoalan, makanya kita sudah saatnya harus bangkit dari segi pangan dan semua pihak kita akan gandeng untuk membuka pasar di Halut,”ujarnya.
Sementara Ketua Koperasi, M. Irsyad Panggola, menuturkan untuk saat ini pihaknya membawahi 15 kelompok tani (Poktan) yang ada di dua Kecamatan, yakni Galela Selatan (Galsel) dan Galela Barat (Galbar). Selain itu lanjutnya, sudah dilakukan perluasan pendampingan di Tobelo dan Malifut khususnya Gapoktan Pomakomote, dimana wilayah yang saat ini di garap tepatnya di eks lahan PT. GAI seluas 17 hektar dengan menanam 12 jenis tanaman seperti melon orange dan melon berwarna biru juga berhasil di produksi.
“Saat ini rica keriting yang kami tanaman ini sebanyak 63 ribu pohon, selain itu daun bawang di angka 10 ribu pohon yang siap di panen, ini mejadi pasokan pangan di bulan November dan Desember, karena di dua bukan terakhir ini angka permintaan pangan ini cukup besar, ini sudah kami hitung setelah beberapa tahun lalu setiap akhir tahun pasokan pangan ini meningkat,”tuturnya.
“Jika dalam proses penanaman ini ada masalah maka kami meminta uluran tangan maupun pikiran dari semua instansi yang di undang saat ini, baik pertanahan, KPP, statistik, maupun Pemerintah dan DPRD. Melihat semangat masyarakat saat ini kami hanya membutuhkan sentuhan-sentuhan dari pihak Pemerintah, hanya ini yang kami perlukan, hal seperti ini harus ada dukungan Pemerintah,”sambungnya.
M. Irsyad menambahkan bahwa tahun depan Gapoktan Pomakomote akan membuka lahan lagi seluas 20 ha untuk mengembangkan hortikultura di wilayah Halut dan tentunya meminta BPN untuk mengikuti proses garap lahan, karena statusnya HGU dan HPT. “Bulan depan Gapoktan Pomakomote akan melakukan pindah tanam cabai keriting sebanyak 100 ribu batang. Di lihat dari siklus saat ini di luar Gapoktan ini itulah sudah mencapai 150 ribu batang khususnya di Kecamatan Galela,”ungkapnya.
Ketua DPRD Halut, Janlis G. Kitong, menuturkan bahwa keberhasilan Gapoktan Pomakomote tersebut tanpa disadari telah membuka pikiran Pemda Halut terutama DPRD Halut untuk bagaimana alokasikan anggaran pengembangan dan pemberdayaan petani. “Tahun ini DPRD telah menetapkan 2 jonder semoga di tahun depan kami bisa memberikan jonder tambahan untuk petani. Atas nama Pemerintah Daerah menyampaikan berterima kasih pada BSI yang telah membina dan membantu kelompok tani, yang mana selama ini BSI tidak terekspos oleh Pemda, namun hari ini dibuktikan dengan kegiatan panen raya,”tuturnya.
Pemda Halut dikatakan ketua DPRD Halut, akan ikut membantu pengembangan budidaya hortikultura Gapoktan Pomakomote dengan memberikan sumbangan dana sebesar Rp200 juta agar usahanya berkelanjutan. “Ada 3 Gapoktan binaan BSI dan sekitar 400 Poktan yang tersebar di Kabupaten Halut tentu kita punya bantuan di tahun depan sebesar Rp12,5 miliar jadi harus dibagi,”terang politisi Demokrat.
Ditempat yang sama, Retail Financing Business Deputy BSI Region X Makassar, Taufan Anshar, mengatakan bahwa panen raya hortikultara ini sangat menginspirasi dan wujud nyata dari kontribusi ketahanan pangan ataupun lumbung pangan khususnya di Halut. “Data yang kami terima di tahun 2021-2022 soal penyalurann dana KUR tercatat sebesar Rp 3,6 miliar untuk hortikultura di Halut. Khusunya kelompok tani, walaupun kontribusi kami belum banyak tetapi kami turut mendukung apa yang menjadi cita-cita kelompok tani sebagai pejuang ketahanan pangan secara nasional,”pungkasnya.
Sepanjang tahun 2021 hingga September 2022, Taufan mengungakpan bahwa total dana KUR yang disalurkan ke sejumlah pelaku usaha mencapai Rp 10 miliar, termasuk petani di wilayah Halut. “Muda-mudahan di panenan raya hortikultura ini mendapatkan keberkahan dan inspirasi bahwa Halut bisa menginspirasi di bidang pertanian,”tandasnya.
Sementara itu Ketua Gapoktan Pomakomote, Yani Anu, mengatakan, sebelumnya mereka sudah 18 kali melakukan penanaman di Desa Soakonora, Kecamatan Galsel dan berkeinginan untuk mempertahankan ketahanan pangan di Kabupaten Halut agar usaha mereka kedepan lebih berkembang. “Kami selalu berikhtiar dengan melakukan pembinaan kepada petani-petani yang lain. Alhamdulillah setelah berhasil melakukan ekspor dari Galela Selatan, usaha ini kemudian mewabah hingga ke Galela Barat. Dalam artian kami berharap dengan wilayah Halut yang subur ini kiranya dapat memberdayakan para petani, sehingga masyarakat kita tidak perlu lagi mengimport hasil pertanian dari luar Halut,”katanya.
Usaha yang mereka kembangkan ini lanjutnya, bertujuan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Halut. “Hasil dari usaha ini tidak hanya di nikmati oleh masyarakat Halut, namun sebelumnya kami sudah ekspor hasil pertanian ini ke luar daerah Halut seperti Morotai dan Birinoa, karena poktan ini hadir untuk mendongkrat perekominan masyarakat Halut,”tandasnya.(pn/sal)