HARIANHALMAHERA.COM– Gedung DPRD Halmahera Utara terhitung senin (22/1) telah ambil alih oleh Aliansi Mahasiswa, Pemuda Pelajar Tobelo, Galela, Morotai, Malifut, Loloda, dan Kao (AMPP TOGAMMOLOKA) Malut bersama cipayung plus PC. GMNI Halut, GMKI, HMI, IMG-MU dan Famul MU. Hal itu menyusul aksi yang dilakukan ternyata tak ada satupun wakil rakyat tersebut yang masuk kantor.
Selain menduduki gedung DPRD Halut, masa aksi juga menyatakan bahwa mengambil alih jabatan ketua DPRD Halut sekaligus mosi tidak percaya terhadap anggota DPRD, karena dianggap tidak mampu menjalankan tugas sebagai perpanjangan tangan rakyat.
Masa aksi menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan itu untuk menyoroti sejumlah masalah yang terjadi di Halut seperti kasus dugaan pembayaran gaji fiktif di Satpol PP, dugaan korupsi anggaran PKK, SPPD fiktif, iuran PDAM, tower di Dinas Kominfo, jalan multiyers Galela-Loloda, serta tunggakan gaji honorer daerah (Honda) dan Siltap (gaji) para Kades.
Tidak adanya para anggota DPRD Halut itu membuat masa aksi nekat masuk ke ruang rapat Bangsaha dan masa langsung menduduki kursi pimpinan DPRD sembari menyampaikan bahwa teah mengambil alih posisi ketua DPRD dan Wakil ketua DPRD.
“Gedung ini sementara waktu kami ambil alih, karena tidak satupun ketua maupun anggota DPRD yang berkantor, ini artinya apa yang kami sampaikan secara terbuka di gedung DPRD ini harus ditindak lanjuti,”kata Korlap aksi, M. Iram Galela.
“Kami juga memberikan mosi tidak percaya terhadap 25 anggota DPRD Halut, kami juga menyampaikan tuntutan kepada DPRD melakukan inventigas terhadap sejumlah kasus yang terjadi di Halut,”sambungnya.(sal)