Halut

Tradisi Cuci Kaki, Sambutan Penuh Makna Untuk Chris Duncan di Sanggar Seni Dabiloha

×

Tradisi Cuci Kaki, Sambutan Penuh Makna Untuk Chris Duncan di Sanggar Seni Dabiloha

Sebarkan artikel ini
Chris Duncan, seorang peneliti budaya asal Amerika Serikat disambut dengan budaya Halut

HARIANHALMAHERA.COM– Tradisi kaya makna khas masyarakat Tobelo “You Yaihoro” kembali dihidupkan dalam acara penyambutan terhadap Chris Duncan, seorang peneliti budaya asal Amerika Serikat, yang digelar di Sanggar Seni Dabiloha, Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, pada Kamis (23/1) pukul 19.00 WIT. Acara tersebut pun berlangsung meriah dan penuh kehangatan.

Acara tersebut tampak dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Meidy D.Ar Noya S.Si-Teol., M.Si, Komunitas Poros Muda untuk Aksi Bersama (POMANARA), Roberto Buladja Michelin Sallata, serta para pegiat budaya, pelajar, dan orang tua. Semua yang hadir turut menyaksikan dan merasakan semangat persaudaraan yang kental dalam tradisi cuci kaki tersebut.

Tradisi cuci kaki (You Yaihoro), yang merupakan simbol penerimaan dan ikatan persaudaraan, dilakukan sebagai bagian dari ritual penyambutan tamu. Orang Tobelo meyakini bahwa melalui tradisi ini, tamu yang datang telah menjadi bagian dari keluarga besar Hibalamo.

Jesaya R. Banari, budayawan sekaligus pendiri Sanggar Seni Dabiloha, dalam sambutannya, mengapresiasi kedatangan Chris Duncan yang sudah kurang lebih 30 tahun secara konsisten menjadikan tanah Halmahera sebagai pusat penelitiannya.

“Tradisi ini menunjukkan bahwa kami menerima Chris Duncan sebagai saudara, bagian dari keluarga besar Hibalamo. Kami berharap, suatu saat nanti Chris bisa datang lagi bersama keluarganya dari Amerika Serikat,”ujar Papa Aya sapaan akrab Jesaya.

Chris Duncan, Peneliti Budaya asal USA, yang selama tiga dekade terakhir telah pulang pergi ke Halmahera untuk meneliti budaya dan kehidupan masyarakat Tobelo, mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas sambutan hangat yang selalu diterimanya. “Bagi saya, Halmahera Utara adalah tempat paling menarik di seluruh Indonesia. Saya merasa diterima bukan hanya sebagai peneliti, tapi sebagai teman dan bagian dari keluarga besar di sini,”ucapanya.

Chris juga menyampaikan rencananya untuk kembali ke Halmahera di masa mendatang agar melanjutkan penelitiannya yang selama ini telah menghasilkan banyak dokumentasi berharga tentang budaya Tobelo. Sebab, baginya, keindahan dan kekayaan budaya Halmahera Utara adalah inspirasi yang tak tergantikan.

Momen ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi lokal dapat mempererat hubungan lintas budaya dan bangsa. Sanggar Seni Dabiloha berhasil menghadirkan kehangatan dan kebanggaan budaya Tobelo, tidak hanya untuk masyarakat setempat, tetapi juga untuk dunia melalui kehadiran Chris Duncan.

Dengan penuh suka cita dan harapan, tradisi cuci kaki (You Yaihoro) yang diselenggarakan di Pandopo Sanggar Seni Dabiloha ini menjadi simbol persaudaraan universal yang melampaui batas negara. Semangat ini akan terus hidup, membawa nama Tobelo dan Halmahera Utara semakin dikenal di panggung dunia.(sam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *