HARIANHALMAHERA.COM—Tahun ini milik Lionel Messi. Kemarin WIB (24/9) Messi menyingkirkan dua sosok yang justru lebih difavoritkan sebagai pemilik The Best FIFA Men’s Player tahun ini, Virgil van Dijk dan Cristiano Ronaldo. La Pulga, julukan Messi, mendapat 46 suara. Atau lebih banyak delapan suara dari Van Dijk dan sepuluh dari Ronaldo.
Satu-satunya ”cacat” La Pulga, julukan Messi, adalah kembali tak bisa memenangi FIFA Puskas Award. Masuk jadi salah satu nomine, golnya ke gawang Real Betis (18/3) masih belum mampu mengungguli indahnya gol wonderkid Rumania, Daniel Zsori. Dia menciptakan gol via tendangan saltonya ke gawang Ferencvaros dalam laga debutnya untuk Debrechen di NB 1.
Nah, Zsori-lah satu-satunya yang bisa mematahkan hati Messi malam itu. Karena, Messi tak pernah mendapatkan award itu meski namanya selalu masuk nomine sejak 2010. Messi pun jadi satu-satunya pemain yang sepuluh kali gigit jari. ”Maaf Messi, golku mungkin lebih indah,” canda Zsori, kepada GSP.
Uniknya, bomber yang berpaspor ganda Hungaria-Rumania tersebut pengidola Ronaldo. CR7, inisial nama Ronaldo, pemain pertama yang merengkuh Puskas Award saat diperkenalkan pada 2009. Golnya itu juga meniru style Ronaldo. “Golku ke gawang Juventus (ketika Ronaldo masih di Real Madrid) sama dengan pergerakanku sebelum mencetak gol,” tambah striker yang kini bermain di klub Fehervar itu.
Nama Ronaldo juga sempat ada di benak Messi saat menuliskan calon pilihannya. Tetapi Ronaldo ditempatkan sebagai pilihan kedua, Messi memilih Sadio Mane dalam urutan pertama. Van Dijk juga memasukkan nama Messi. Itu yang tak dilakukan oleh Ronaldo. Kapten Portugal itu sama sekali tak memasukkan nama dua rivalnya, Messi dan Van Dijk, sebagai pilihannya.
Terlepas dari kegagalan mengakumulasikan capaiannya pada The Best FIFA 2019, Messi sudah menyudahi penantiannya akan gelar individual. Baik dari FIFA atau UEFA. Kali terakhir, dia dianugerahi award terbaik dari dua otoritas tersebut saat 2015. FIFA Ballon d’Or dan UEFA Club Footballer of The Year.
Dan, baru kali ini dia mengoleksi award terbaik dari FIFA setelah berubah nama menjadi The Best FIFA. “Aku sudah lama tak pernah memenangi award individual. Malam yang spesial bagiku,” sebut kapten timnas Argentina dan La Blaugrana, julukan Barcelona, tersebut di dalam pidatonya.
Dia datang ditemani istrinya Antonella Roccuzzo dan ketiga buah hatinya, Thiago Messi Roccuzzo, Mateo Messi Roccuzzo, dan Ciro Messi Roccuzzo. “Beruntungnya aku, mereka ada di sini sekarang. Sebab, ini kali pertama mereka di sini (gala The Best FIFA) dan menikmatinya (sukses Messi jadi pemain terbaik) bersama mereka,” tambah Messi.
Dibandingkan VvD, inisial nama Van Dijk, dan Ronaldo, Messi selama 2018–2019 lalu lebih rendah level trofi juaranya. Van Dijk misalnya, dia memenangi Liga Champions dan Piala Super Eropa. Di timnas Belanda, Van Dijk sukses membawa tim berjuluk Oranje itu jadi finalis UEFA Nations League. Ajang itu dijuarai Portugal bersama Ronaldo.
Di level klub Ronaldo juga jadi pemain pertama yang bisa memenangi gelar juara di tiga liga elite Eropa. Di Premier League dengan Manchester United, menjuarai La Liga saat di Real, dan musim lalu membawa Juventus jadi scudetto. “Tapi angka-angka Messi musim ini superior. Dia bermain dalam level yang berbeda,” klaim runner up Ballon d’Or 1986, Gary Lineker, yang kini jadi pandit BBC Radio 5 Live itu.
Ya, Messi tak banyak merengkuh trofi selain La Liga dan Supercoppa de Espana. Tetapi, sepanjang 2018–2019, angka-angka performa Messi lebih dari Van Dijk dan Ronaldo. Dengan dua trofi itu, Messi punya 34 gelar di semua ajang, terbanyak dalam histori Barca. Dengan 334 kali menang di La Liga, dia menggusur Iker Casillas. Di semua ajang, dia menang 447 kali, dia melebihi capaian Xavi.
Total golnya pada musim lalu juga spektakuler. Dengan 36 golnya Messi jadi el pichichi untuk keenam kalinya. Jumlah gol itu pun juga yang terbanyak di Eropa dan dia meraih Golden Shoe (Sepatu Emas). Walau Barca tersingkir di semifinal Liga Champions, Messi jadi pencetak gol terbanyak dengan 12 gol dari cuma 10 laga dalam perebutan Si Kuping Lebar, sebutan trofi Liga Champions. Gelar keenamnya.
Musim lalu dia pun telah mengoleksi gol ke-600 di Barca. Termasuk gol ke-400 La Liga. Di La Liga, hanya Messi yang bisa mencetak lebih dari 20 gol dalam 11 musim beruntun. Pada semua ajang musim lalu, dia mencetak 51 gol dari 50 laga. Sudah enam kali dia mencetak lebih dari 50 gol selama membela La Blaugrana, julukan Barca.
Di Copa del Rey, dia hanya kalah dari Josep Samitier sebagai pemain Barca yang sukses mengoleksi banyak gol. Messi mengoleksi 51 gol, Samitier 64 gol (1919 – 1932). Hat-trick-nya ke gawang Sevilla juga membuatnya jadi pemain pertama yang mencetak gol dalam enam final Copa del Rey berbeda. Total dia telah melakukan lebih dari 50 kali hat-trick di klub dan timnas.
Kemampuannya sebagai free kick taker juga telah terbukti dengan enam direct free kick-nya musim lalu. Terbanyak di lima liga elite Eropa. Selain sebagai pencetak gol, Messi pun jadi top assist di La Liga dengan 13 kali. Sama seperti koleksi Pablo Sarabia. Di timnas, Messi turut membawa La Albiceleste, julukan timnas Argentina, di Copa America 2019.
Van Dijk menganggap dirinya tak bisa dibandingkan dengan Messi. Meski, dalam UEFA Men’s Player of The Year bulan lalu dia mengalahkan Leo, panggilan karib Messi. “Dia (Messi) benar-benar berbeda. Jauh lebih baik dariku,” sebut salah satu bek bernilai mahal dunia itu. Hal yang sama juga diungkapkan Presiden Barca, Josep Bartomeu. “Dia terbaik sepanjang sejarah,” anggapnya. (jpc/pur)
PERAIH PENGHARGAAN FIFA THE BEST 2019:
-Pemain pria terbaik:
Lionel Messi
-Pelatih tim pria terbaik:
Juergen Klopp
-Kiper pria terbaik:
Alisson Becker
-Pemain wanita terbaik:
Megan Rapinoe
-Pelatih tim wanita terbaik:
Jill Ellis
-Kiper wanita terbaik:
Sari van Veenendal
-FIFA Fan Award:
Silvia Grecco
-FIFA Fair Play:
Leeds United dan Marcelo Bielsa
Puskas Award:
Daniel Zsor