HARIANHALMAHERA.COM – Pandit Sky Sports yang juga mantan kapten Manchester United Roy Keane menilai, klub-klub yang mempekerjakan mantan pemain sebagai pelatih musim ini harus diberi waktu. Padahal, hal itu sangat berkebalikan dengan niat dewan klub yang mau solusi cepat perbaikan tim dengan mempekerjakan orang-orang yang sudah paham kultur klub.
Mikel Arteta menjadi nama terakhir yang kembali ke pelukan mantan klubnya. Sebelum Arteta ditunjuk menangani Arsenal pada 20 Desember tahun lalu, musim ini ada nama Frank Lampard di Chelsea (per 4 Juli 2019) dan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United (sejak paro kedua musim lalu atau per 19 Desember 2018).
Jika Lampard sudah dua kali menghadapi Solskjaer musim ini dan selalu kalah (matchweek pertama Premier League dan putaran keempat Piala Liga), lain halnya melawan Arteta. Lampard sudah menaklukkan Arteta 2-1 dalam matchweek ke-20 Premier League di Stadion Emirates (29/12) dan punya kesempatan mengulanginya dalam matchweek ke-24 di Stamford Bridge dini hari nanti (siaran langsung Mola App/Mola Matrix/Mola Polytron Streaming pukul 05.15 WIT).
Dalam pre-match press conference di Cobham Training Centre kemarin (20/1), Lampard menyebut, timnya maupun Arsenal sama-sama berada dalam masa transisi. Beruntung, Super Frankie –julukan Lampard– punya masa lebih lama mengenal timnya ketimbang Arteta. ’’Premier League merupakan liga yang kompetitif. Kita lihat betapa sering dan cepatnya perjalanan karir pelatih di sini,’’ ucap pelatih 41 tahun itu sebagaimana dikutip Football London. ’’Dan, Arteta datang membawa perubahan (di Arsenal),’’ lanjutnya.
Menurut pengamatan Lampard, efek yang diberikan Arteta adalah Arsenal tampil lebih cepat dibandingkan era kepelatihan Unai Emery. Kemudian, organisasi serangan balik The Gunners juga rapi. Ketika bertemu di Stadion Emirates, usia kepelatihan Arteta belum genap dua pekan. Meski begitu, Arsenal bisa menyulitkan Chelsea. The Blues bisa menang lantaran tuan rumah lengah pada menit-menit akhir sehingga gol PierreEmerick Aubameyang sejak menit ke-13 dibalikkan gol-gol Jorginho (83’) dan Tammy Abraham (87’).
’’Lampard dan Arteta mengusung taktik yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya, Lampard yang lebih lama berada di kursi kepelatihan (menangani Derby County sejak musim lalu, Red) banyak bereksplorasi,’’ tutur Keane kepada Daily Mail.
Namun, berkaca dari kekalahan 0-1 Chelsea di kandang Newcastle United, St James’ Park, pada matchweek ke-23 (18/1), Keane menyebut tak ada yang istimewa dari performa Chelsea di bawah kendali Frankie. ’’Itu merupakan kekalahan kesebelasnya di semua ajang. Mengapa hal ini tak dilihat sebagai kesalahan pelatih? Ataukah karena Lampard orang Inggris dan bermain lama di Premier League?’’ komentar Keane dikutip Daily Mail.
Dari laga di St James’ Park pula, Arteta optimistis membalas kekalahan oleh Lampard di Emirates dalam laga dini hari nanti. ’’Kami tentu bakal berubah (dari laga di Emirates, Red). Semangat juang pemain tentu lebih baik kali ini,’’ tutur pelatih yang berusia empat tahun lebih muda dari Lampard (37 tahun) tersebut. (jpc/pur)