HARIANHALMAHERA.COM— Meski baru berstatus penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Kusu, Kecamatan Oba Utara, Abdullah Biji sudah mendapat mosi tak percaya dari warganya.
Ini terkait pernyataanya yang menyatakan bahwa warganya banyak sarjana yang pintar bicara, namun setelah diberi uang Rp 20 juta kepada Ketua BPD, semua langsung diam dan tidak tahu bicara lagi.
”Dari statemen tersebut memicu kemarahan masyarakat dan pemuda,” terang Abd Rahim Syaraha, koordinator keterwakilan masyarakat saat menghubungi wartawan, Rabu (6/3) lalu.
Abd Rahim menganggap, Abdullah gagal menjalankan roda pemerintahan. Karena dalam kepemimpinannya sengaja menciptakan konflik antar warga.
Selain itu, dia juga tidak pernah menyampaikan laporan pertanggung jawaban anggaran secara transparan ke masyarakat.
Rahim mencurigai ada indikasi terjadi persekongkolan antara Abdullah dan Ketua BPD H Soleman Laha. Indikasi itu terungkap saat hearing antara keterwakilan masyarakat dengan BPD dan Pj Kades.
Mereka juga telah melaporkan kasus dugaan penyimpangan dalam mengelola keuangan Dana Desa (DD) maupun Anggaran Dana Desa (ADD) ke pihak kepolisian.
”Kami minta agar Pj Kades ini diganti dan diproses kasusnya yang telah kami laporkan,” pintanya.
Dikatakannya, masyarakat merasa dirugikan dengan kebijakan Abdullah karena prioritas anggaran untuk pemberdayaan masyarakat tidak berjalan.
“Dia hanya fokus pembangunan fisik yang tidak sesuai. Ada indikasi mark up anggaran,” tutupnya.(tr-03/mpg/pur)