HARIANHALMAHERA.COM- Kendati berada di ibukota kabupaten Jailolo, namun, warga Desa empat desa yakni Payo, Payo tengah, Saria dan Bobo (Pabos) hingga kini belum juga menikmati pelayanan air bersih.
Sebelum pemekaran hingga kini, warga keempat desa yang secara geigrafis hanya berjalan 4 kilo dari pusat kota itu, bertahan hidup dengan air hujan yang ditampung di setiap rumah, padahal infrastruktur sarana air bersih sudah dua kali dibangun.
Sementara, batas pelayanan air bersih dari PDAM hanya sampai di desa bobanehena yang hanya berjarak dua kilo dari desa Payo.
Sudiyanto Mony salah satu warga Payo yang ditemui bersama warga lainnya minggu (26/1) mengakui air bersih masih menjadi kebutuhan primer yang belum dinikmati warga keempat desa sejak dahulu.
Untuk kebutuhan MKC, mereka selalu memakai air hujan meski terasa salobar.
“Kami masyarakat pabos sudah menunggu selama ini padahal pipa induk untuk mengalirkan air bersih sudah dibangun dua kali, yang pertama dibangun sekitar 10 tahun lalu dan diperbaharui pada tahun 2018,namun tidak ada aliran air bersih yang masuk ke desa kami,”akuinya.
Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian serius Pemkab dalma hal ini PDAM Jailolo untuk di tindaklanjuti secara serius dan cepat sebab kondisi ini tentu berdampak pada apsek kesehatan warga, dimana air hujan memiliki kadar asam yang tinggi.
Sementara untuk air sumur, dari hasil penelitian mengandung kadar kapur yang tinggi. “Kami mohon perhatian pemerintah,karena air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk kami masyarakat,”pintanya.(tr4/pur)