HARIANHALMAHERA.COM – Hanya Cristiano Ronaldo yang merasakan sisi positif di balik gol menit ke-65 ke gawang Hellas Verona, kemarin WIB (9/2). Karena, dengan tambahan gol itu Ronaldo mampu meneruskan streak golnya di Serie A jadi sepuluh laga beruntun. CR7 jadi bomber Juve pertama yang mampu mencatatkan streak gol sebanyak itu.
Sekaligus melewati capaian David Trezeguet pada 2005 silam yang hanya bisa mencetak streak gol dalam sembilan laga Serie A. Tapi ada satu hal yang layak dicemaskan Juventini dari kekalahan 1-2 di Marc’Antonio Bentegodi, Verona, itu. Lebih dari kekalahan ketiga Juve dalam Serie A musim ini.
”Ancaman CR7-Dipendenza,” klaim laman Tuttomercatoweb. Ya, peran Ronaldo di balik gol-gol klub berjuluk La Vecchia Signora itu terlalu dominan. Ambil contoh dari selama parade golnya dalam sepuluh laga beruntun Serie A. Sejak giornata 14 sampai kemarin, 21 gol mampu diciptakan Leonardo Bonucci dan kawan-kawan.
Nah, dari jumlah itu, 16 gol di antaranya adalah hasil dari kreasi pemain bergaji tertinggi di Juve itu. Dengan rincian 15 gol yang dia cetak dan sekali assist-nya ke Gonzalo Higuain saat Juve menghantam Cagliari empat gol tanpa balas pada giornata 18 (6/1). Dominasi Ronaldo itu bisa mencapai 76,1 persen.
Kentalnya dominasi runner up sementara di Capocannoniere musim ini itu pun dilihat di upaya tembakannya. Selama Serie A musim ini, Ronaldo tercatat melepaskan 112 shots. Jumlah itu hampir dua kali dari upaya yang dilakukan Paulo Dybala. La Joya baru mampu melancarkan 64 kali tembakan.
Bahkan, perlu koleksi gol tujuh pemain Juve yang lain seperti Dybala, Higuain, Miralem Pjanic, Matthijs de Ligt, Aaron Ramsey, dan Danilo untuk menyamai 20 gol Ronaldo di Serie A itu. “Situasi itu (CR7-Dipendenza) bukan situasi yang bagus bagi Juve,” kritik mantan bek Juve pada era 1980-an, Luigi De Agostini, kepada Radio Sportiva.
”Begitu performanya (Ronaldo) menurun, maka habislah Juve,” imbuh pemain yang ikut dalam skuat Juve ketika memenangi Piala UEFA 1989–1990 itu. Laman Tuttosport menyebut, era Massimiliano Allegri takkan sedominan ini. Faktanya, selama lima musim di bawah Allegri, paling jauh pada musim terakhirnya, 2018–2019 lalu.
Ketika itu, musim pertama Ronaldo di Juve. Jumlah gol Mario Mandzukic yang masih di bawah Ronaldo, tak sampai sepertiganya. Ronaldo 21 gol, Mandzo sembilan gol. ”Dia (CR7) di musim ini sudah melakukan segalanya untuk kami supaya kami menang,” ungkap portiere Juve Wojciech Szczesny, kepada Sky Sport Italia.
Di ruang ganti, ungkap Szczesny, Ronaldo kecewa dengan rekan-rekannya. ”Sebab, sulit dijelaskan kami bisa sampai kebobolan dua gol pada momen-momen yang sulit,” keluh penjaga gawang 29 tahun itu. Keunggulan Juve dibalik hanya dalam tempo sepuluh menit lewat gol-gol mantan pemain AC Milan, Fabio Borini (menit ke-76) dan penalti Giampaolo Pazzini (86′).
Allenatore Juve Maurizio Sarri menyebut faktor mendasar penyebab tak adanya pemain-pemain lain yang mendekati agresivitas Juve. Seperti dalam laga kemarin. Tak satu pun pemain Juve yang bisa menendang tepat sasaran kecuali Ronaldo dengan shots on goal-nya. ”Kami pun terlalu banyak membuang-buang peluang dengan mudah. Itu seperti kebiasaan dan harus segera dihilangkan,” kritik Mister 33, julukan Sarri, kepada anak asuhnya.
Di sisi lain, Ronaldo akan sejajar dengan Gabriel Omar Batistuta dan Fabio Quagliarella, pekan depan (16/2). Syaratnya, CR7 harus menjebol gawang Brescia di Allianz Stadium, Turin. ”Saya akan melanjutkannya dengan bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target itu,” katanya dalam unggahan di akun Instagram-nya, @cristiano. (jpc/pur)