HARIANHALMAHERA.COM – “Antiklimaks”. Demikian ESPN menuliskan satu kata untuk perjalanan Liverpool musim 2019-2020 ini. Sempat tak terkalahkan dalam 44 pertandingan Premier League dan menuju titel domestik setelah menanti tiga dekade, The Reds malah loyo di Liga Champions.
Pada leg kedua 16 besar Liga Champions kemarin (12/3) di Anfield, tim yang meraih juara Liga Champions musim lalu tersebut kalah 2-3 oleh Atletico Madrid (ATM) lewat babak perpanjangan waktu. Dengan demikian secara agregat Liverpool kalah 2-4 oleh ATM.
Kekalahan itu membuat Liverpool menapak tilasi perjalanan Real Madrid. Real yang jadi juara musim 2017-2018 lalu juga terhenti di 16 besar musim 2018-2019. Los Blancos tersisih oleh Ajax dengan agregat 3-5.
Atas tersisihnya Liverpool tersebut semua pihak menuding kiper pelapis Liverpool Adrian sebagai biang kesalahan. Gol Pertama Marcos Llorente lahir karena kesalahan eks kiper West Ham itu.
Ceritanya Adrian berusaha membuang bola ke depan namun bola tendangannya tak sempurna dan jatuh ke kaki Joao Felix. Oleh Felix bola itu dioper ke LIorente dan pemain 25 tahun itu menaklukan Adrian lewat tendangan kerasanya dari luar kotak pinalti.
“Adrian Karius,” demikian reaksi Kopites, julukan suporter Liverpool, menyebut blunder yang dibuat Adrian di pertandingan itu. Pendukung Liverpool masih ingat bagaimana kiper Liverpool Loris Karius yang membuat dua blunder di final Liga Champions musim 2017-2018 lalu.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp dalam post-match press conference sama sekali tak membebankan kekalahan timnya kepada Adrian saja. Klopp menyebut seharusnya timnya bisa mencetak gol banyak di 90 menit.
Jika dibandingkan leg pertama, jumlah tembakan on target Liverpool berlipat jauh banyak. Jika di Wanda Metropolitano (19/2) Liverpool cuma membuat satu tembakan on target, kemarin Liverpool menghasilkan 12 tembakan on target.
“Kesalahan kami satu-satu dalam pertandingan itu adalah kami menciptakan gol kedua terlalu lama. Semua yang menyaksikan laga ini tahu kalau kami mencetak lebih dari satu maka laga akan berbeda, saya menyukai apa yang ditunjukkan selama 90 menit,” kata Klopp.
Mengenai salah umpan ala Adrian, Klopp menyebut bahwa kiper yang dikontrak musim panas lalu itu mengambil keputusan yang salah. Salah antisipasi bola membuat ATM mencetak gol dengan mudah.
“Kami tak akan mennyalahkan dan menghakimi Adrian atas apa yang dilakukannya. Dia tahu kalau dia memang melakukan kesalahan, meminta maaf, dan kami semua menerima untuk apa yang diakuinya itu,” tutur Klopp.
Liverpool Echo menganalisis kesalahan Adrian ini akan berbuntut panjang. Setidaknya kontrak kiper 33 tahun itu tak akan diperpanjang. Meski sebetulnya dalam opsi ikatan kerjanya yang usai 2021 ada opsi memperpanjangnya.
“Kita ingat bagaimana Klopp bereaksi setelah blunder Karius di final 2018. Musim panas 2018 juga, langsung datanglah sosok Alisson yang kemudian menjadi pilihan utama dan Karius ‘dibuang’ keluar Liverpool,” tulis Liverpool Echo.
Jika Adrian mendapat caci maki dan hujatan maka hal sebaliknya yang didapatkan kiper ATM Jan Oblak. Oleh entrenador ATM Diego Simeone, kiper Slovenia tersebut sebagai ‘Lionel Messi’ di bawah mistar.
Selama pertandingan Oblak membuat 11 saves (penyelamatan). Bandingkan saves Adrian yang kira-kira cuma sekitar 25 persen Oblak. Adrian hanya membuat tiga saves. (jpc/pur)