HARIANHALMAHERA.COM – Komite Olimpiade Internasional (IOC) melunak. Setelah mengadakan rapat dewan eksekutif di markas besar mereka di Jenewa kemarin dini hari, Organisasi pimpinan Thomas Bach tersebut mengeluarkan pernyataan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 yang sejatinya digelar pada 24 Juli sampai 9 Agustus mendatang berpeluang besar ditunda.
Statement ini berkebalikan dengan ucapan Bach sendiri minggu lalu. Saat itu pria asal Jerman tersebut masih berkeras Olimpiade tak perlu ditunda meski saat ini sebagian besar negara di dunia sedang bekerja keras menghentikan sebaran pandemi covid-19. “Tidak ada plan B,” ucapnya saat itu dilansir The Guardian.
Namun, desakan keras dari sebagian besar komite Olimpiade negara peserta, serta federasi internasional berbagai cabang olahraga membuat IOC tersudut. Setelah rapat kemarin, mereka akhirnya mengeluarkan pendapat yang menyebut Olimpiade kemungkinan besar akan tertunda akibat pandemi yang sampai kemarin sudah menewaskan 14.759 jiwa di seluruh dunia tersebut.
Meski demikian, IOC tetap tampak masih sangat berhati-hati untuk mengetok keputusan tersebut. Mereka kini meminta waktu selama empat minggu ke depan untuk mengeluarkan keputusan final terkait nasib gelaran Olimpiade 2020 Tokyo.
“Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan semua yang terlibat (Olimpiade 2020), serta berkontribusi dalam menahan sebaran covid-19, Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional mengumumkan bahwa IOC sepakat mengkaji lagi skenario perencanaan Olimpiade 2020,” tulis IOC dalam rilis resmi tersebut.
Mereka menambahkan, perencanaan ulang yang dimaksud adalah modifikasi skenario jika olimpiade tetap dimulai pada 24 Juli. Atau harus ditunda tanggal penyelenggaraannya.
IOC juga menjelaskan, mereka saat ini dalam posisi dilematis. Di satu sisi, antusiasme masyarakat Jepang terhadap kehadiran Olimpiade di negera mereka sampai saat ini masih besar. Itu membuat IOC percaya diri Olimpiade masih bisa digelar dengan batasan-batasan keselamatan tertentu.
Namun, di lain sisi kasus covid-19 saat ini sedang meningkat tajam di beberapa negara. Banyak negara saat ini sedang berjuang keras mengatasi sebaran virus yang menyerang sistem pernafasan manusia tersebut.
“Kenyataan tersebut akhirnya membawa Dewan Eksekutif IOC merasa perlu mengambil langkah-langkah lanjutan terkait waktu penyelenggaraan,” tulis IOC dalam rilis yang sama. Salah satu opsi yang mulai beredar kencang saat ini adalah Olimpiade bisa ditunda untuk satu tahun ke depan.
Menanggapi pernyataan IOC tersebut, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe sudah bersuara. Abe menuturkan penundaan Olimpiade saat ini menjadi salah satu pilihan jika memang Olimpiade tidak bisa dilaksanakan dalam bentuk lengkap saat berlangsung sesuai jadwal.
“Ketika ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade 2020, saya sama sekali tidak membayangkan dunia bisa dalam kondisi seperti saat ini,” ucapnya dalam sesi parlemen Senin kemarin dilansir Japan Times.
Di lain sisi, Presiden Panitia Olimpiade Tokyo, Yoshihiro Mori, yang juga mantan Perdana Menteri Jepang menyebut pihaknya mendukung penuh keputusan IOC. Dia menyatakan Jepang siap dengan segala keputusan yang nantinya diambil IOC setelah proses pengkajian ulang selesai.
Di lain sisi, Komite Olimpiade dan Paralimpiade beberapa negara sudah mengambil keputusan setelah IOC mengeluarkan rilis resmi tersebut. Komite Olimpiade dan Paralimpiade Kanada menyatakan mereka sudah memastikan tidak akan mengirim atlet jika Olimpiade Tokyo dilaksanakan sesuai jadwal.
Di tempat berbeda, Komite Olimpiade Australia sudah mengeluarkan edaran kepada atlet-atlet mereka. Isinya adalah meminta para atlet mulai menyiapkan diri tampil di Olimpiade yang akan tertunda sampai 2021 mendatang. (jpc/pur)