AdvertorialPemprov

Ekspor Perdana Kayu Olahan ke India

×

Ekspor Perdana Kayu Olahan ke India

Sebarkan artikel ini
Gubernur Abdul Gani Kasuba (AGK) Melepas Truk Yang Membawa Kayu Olahan di Pelabuhan Ahmad Yani

HARIANHALMAHERA.COM–Kegiatan ekspor di Maluku Utara (Malut) mulai merambah ke sector non pertambangan. Disamping sector perikanan dan kelautan, aktivitas ekspor kini mulai merambah ke sector perkebunan.

Dimana, untuk pertama kalinya, Malut berhasil mengirim kayu olahan ke India. Ekspor yang dilakukan CV. Citra Jepara ini menutur Gubernur Abduol Ghani Kasuba (AGK), dapat
membawa dampak yang positif bagi daerah.

“Ini semua bertujuan dalam meningkatkan perekonomian daerah berupa devisa, dan
kesejahteraan masyarakat,” katanya Jumat (25/10), pekan kemarin.

AGK mengatakan, keberhasikan ini tak lepas dari komitmen dan kerja sama semua stakeholder dan pimpinan instansi vertical.

Sementara, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Malut, Finari Manan menyebutkan, kayu olahan yang di ekspor ke India oleh CV Citra Jepara ini sebanyak 1.440 pcs atau setara 17,26 m3 dengan nilai mencapai USD 10,250 Kayu yang di ekspor ini jenis Merbau Pantai (Intsia bijuga) dikenal dengan nama dagang Merbau E2E Dia berharap, ekspor perdana kayu olahan ini dapat berlanjut dan memberikan multiplier effects kemajuan perekonomian di Malut. Diakui, ekspor Malut memang cenderung lebih banyak pada sektor Pertambangan khususnya Nikel dan bijih besi. Namun sebagai Sumber Daya Alam tak terbarukan, suatu hari akan habis, dan memerlukan waktu yang lama untuk diperbarui lagi.

Karena itu, perlu dorongan ekspor di sector lain, seperti Kelautan dan perikanan serta
Pertanian. Di sector perikanan, kegiatan ekspor belakangan dilakukan di Halut, Halsel, Ternate dan Sula.

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Malut, Gatot Miftahul Manan, mengatakan bahwa pada prinsipnya tetap mendorong agar ekspor benar-benar diimplementasikan, serta juga dapat identifikasi masalah apa saja yang mungkin akan terjadi di dalam dunia usaha perdagangan.

“Dari sisi kompetitifnya juga. Harus tingkatkan produktifitas, sehingga memunyai nilai tambah penghasilan produk yang layak dijual ke pasar Internasional, dari sisi binsinya yang terpenting adalah itu,” katanya.

Intinya adalah di era yang saling terintegrasi ini, dapat bersaing secara kompetitif yang positif, dan itu akan mengakibatkan peningkatan produktifitas yang berdaya saing.(adv/tr3/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *