HARIANHALMAHERA.COM – Kapal tol laut Logistik Nusantara 6 tiba di Pelabuhan Trikora, Soasio, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Rabu (20/12/2020).
Kontainer merah bertuliskan PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia) yang diangkut dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, itu baru diturunkan dari kapal untuk pembongkaran ke gudang pada Kamis 21 hingga Jumat 22 Desember.
Selasa (26/12) atau tiga hari kemudian, sebuah mobil truk milik Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Ternate yang disewa CV. Guna Makmur Abadi, parkir semalam di Pelabuhan Ferry Tidore, karena terlambat menaiki kapal.
Mobil bermuatan air kemasan merk Flow pesanan CV. Guna Makmur Abadi itu baru bertolak ke Ternate pada Minggu pagi (27/12), menumpangi KMP Ferry Baronang dan tiba sekira pukul 09.41 WIT.
Dari Pelabuhan Ferry Bastiong Ternate, truk menuju gudang CV. Guna Makmur Abadi, Jalan Anggrek, Dacomib, Kota Baru, Ternate Tengah, Kota Ternate, dan melakukan pembongkaran di gudang (stuffing).
Dalam waktu bersamaan, muncul sebuah mobil mini boks mengambil air mineral di gudang untuk disuplay ke sejumlah toko di Kota Ternate.
Termasuk di toko Alat Tulis Kantor (ATK) milik CV. Guna Makmur Abadi yang beralamat di Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Ternate Tengah, Kota Ternate.
Di depan toko ATK, sejumlah kardus air kemasan merk Flow tersusun rapi. “Satu kardus ukuran gelas Rp 28 ribu. Kalau botol mini Rp 38 ribu,” ujar seorang kasir toko ATK CV. Guna Makmur Abadi, kepada Harianhalmahera.com, Senin (28/12).
Harianhalmahera.com kembali ke gudang CV Guna Makmur Abadi keesokan harinya, Selasa (29/12). Tampak satu unit mobil pick-up hitam yang dirancang khusus pada kap dilengkapi terpal, mengangkut puluhan kardus air kemasan merk Flow.
“Iya, torang (kami) baru dari Tidore,” ucap sopir pick up kepada Harianhalmahera.com. Di hari yang sama, Harianhalmahera.com memperoleh kabar bahwa ada satu unit mobil boks milik CV. Guna Makmur Abadi, bertolak dari Tidore ke Ternate menumpangi ferry.
Penelusuran Harianhalmahera.com, mobil boks dengan brand Bantex ATK itu baru saja mengambil air kemasan merk Flow di Pelabuhan Trikora Tidore.
Benar saja, setelah dibuntuti dari Pelabuhan Ferry Bastiong Ternate, rute mobil tersebut berakhir di Gudang CV. Guna Makmur Abadi, Kota Ternate.
Tak Ada Flow di Mega Ria
Penanggungjawab Consigne Tidore, CV. Guna Makmur Abadi, Gunawan Sutanto, mengatakan, air tersebut dibawa ke Ternate karena tidak mampu diserap di Tidore.
“Tapi di Tidore juga langsung saya bagi ke pedagang di situ,” kata Gunawan, kepada Harianhalmahera.com, Senin (28/12).
Gunawan lalu menyebut nama toko yang ia suplay di Tidore. Di antaranya Toko Mega Ria, Indrawati, Bobato, Ko Sun, dan Ko Hin. “Sisanya saya bawa ke Ternate,” katanya.
Namun penelusuran Harianhalmahera.com, baik mobil truk sewaan maupun mobil boks milik perusahaan yang bolak-balik mengambil barang di Pelabuhan Trikora, langsung ke Pelabuhan Ferry Tidore, selanjutnya bertolak ke Ternate.
“Dari 10 kontainer (milik CV. Guna Makmur Abadi) tidak ada satupun barang (air mineral merk Flow) yang masuk ke toko saya,” ucap Fahmi, pemilik Toko Mega Ria, kepada Harianhalmahera.com.
Lalu mengapa toko Mega Ria disebut menerima suplay dari CV. Guna Makmur Abadi ? “Mungkin dia mimpi itu. Karena satu dos pun tidak ada,” ucap pria yang disapa Abang ini. Padahal saat itu, Fahmi alias Abang sudah meminta satu unit kontainer dari Gunawan.
“Gunawan sudah oke. Tapi saat saya sampaikan ke Om Mail – sapaan akrab – Ismail, Om Mail bilang, ‘oh tara (tidak) bisa’. Jadi batal,” tuturnya. Belakangan diketahui, Ismail adalah Ketua TKBM Pelabuhan Trikora Tidore.
Menanggapi hal itu, lagi-lagi Gunawan menegaskan itu akibat rendahnya daya serap di Tidore. “Jadi saya harus bawa ke Ternate dan langsung saya jual di Ternate,” katanya.
Pantauan Harianhalmahera.com, hampir sejumlah pedagang ritel di Tidore mematok harga air kemasan merk Flow per – kardus sebesar Rp27 ribu atau selisih Rp 1.000 rupiah dengan harga di Ternate.
Seorang pedagang ritel di Tidore Utara, kepada Harianhalmahera.com, mengaku membeli langsung dari salah satu oknum buruh di Pelabuhan Trikora, yang akrab disapa Om Mato sebesar Rp 23 ribu per – kardus.
“Dia (oknum buruh) pakai baju ada tulisan TKBM. Tapi harga itu harus torang (kami) yang kasi turun sendiri. Kalau di Ternate mahal. Harganya Rp28 ribu per – kardus,” katanya.
Belakangan, CV. Guna Makmur Abadi diduga memberi jatah satu unit kontainer berisi air mineral merk Flow sebanyak 20 kemasan, ke oknum buruh di Pelabuhan Trikora untuk dijual di Tidore.
Sulap Kontainer Jadi Gudang
“Oh, itu namanya Pak Ismail,” kata Kepala Bidang Fasilitasi Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Tidore Kepulauan, Andi Kirana, Senin (28/12).
“Dia (Ismail) Ketua TKBM di Tidore. Nanti kita konfrontir semua. Kita panggil di kantor. Kalau mereka melakukan kesalahan, kita cabut izinnya,” katanya.
Ditanya apakah pihak Disperindagkop sudah saling kenal dengan Ketua TKBM Pelabuhan Trikora itu, Andi Kirana mengaku, “iya. Dulu Haji Ismail jual Rp 22 ribu per – kardus.”
Namun kabar bahwa Ismail memanfaatkan satu dari 10 unit kontainer berisi ribuan kardus air mineral merk Flow, yang dipesan Guna Makmur untuk menjual kembali di Tidore, Andi Kirana geram.
“Kami akan panggil mereka,” tegas Andi Kirana. Harianhalmahera.com sudah berupaya mengkonfirmasi Ismail, namun gagal ditemui. Sejumlah buruh di pelabuhan mengaku tidak tahu keberadaan Ismail.
General Manager PT. Sarana Bandar Nasional (SBN) PT. Pelni Cabang Ternate, Komarudin, mengaku tidak ada ketentuan yang mengatur tentang kontainer dijadikan gudang. “Mereka juga tidak pernah lapor ke kita, salah itu,” tegasnya.
Komarudin makin kesal ketika mengetahui bahwa, yang menguasai kontainer tersebut adalah oknum TKBM. “Astaga, kok bisa begitu sih,” sesalnya.
Ia berjanji akan segera menegur. Sebab SBN tidak pernah memperkenankan kontainer dijadikan gudang. “Tidak ada aturannya seperti itu,” tandasnya.
Namun Gunawan bilang, soal jatah satu unit kontainer ke Ketua TKBM Pelabuhan Trikora tersebut, karena sang buruh berdomisili di Tidore. Padahal dalam ketentuan barang tidak boleh ditampung di kontainer.
Gunawan juga beralibi, daripada ditampung di gudang, biaya yang harus dia keluarkan akan lebih besar lagi. “Otomatis harga jual air akan naik,” katanya.
Sedangkan program tol laut, kata Gunawan, diperuntukkan untuk daerah dengan kategori Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP). Tidore salah satunya. “Jadi apakah saya salah ?,” tandasnya.
Ia menegaskan CV. Guna Makmur Abadi adalah satu-satunya distributor air kemasan merk Flow di wilayah Maluku Utara. “Bukan cuman di Tidore saja,” tegasnya.
Setahun lalu, Gunawan mengaku ditegur oleh pihak pabrikan air kemasan Flow yang beralamat di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Karena harga air Flow di Tidore kala itu tergolong mahal. “Harganya sampai Rp 28 ribu. Jadi saya ditegur,” katanya. “Tapi sekarang boleh saya bawa dari Tidore ke Ternate.”
Terkait harga jual per – kardus ukuran gelas sebesar Rp 28 ribu di toko ATK milik CV. Guna Makmur Abadi di Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Kota Ternate Tengah, Gunawan mengaku memesan sendiri tanpa menggunakan tol laut.
“Saya punya kuitansinya. Saya punya bukti. Setiap bulan saya kirim juga di Ternate,” katanya. Ternate, lanjut dia, dibanderol Rp 28 ribu per – kardus. Karena harganya masih eceran.
“Untuk harga grosir saya kasi Rp 26 ribu. Tapi kalau di Tidore saya kasi Rp 21 ribu. Itu kalau mereka ambil langsung di kontainer,” katanya.
Gunawan menegaskan, bukan salah dia jika ada toko atau pedagang ritel yang membeli di atas dari harga itu. “Karena saya sudah imbau, jangan sampai harganya terlalu tinggi,” katanya. “Ini program pemerintah untuk memakmurkan masyarakat.”
Ditanya, apakah ada pakta integritas antara CV. Guna Makmur Abadi dengan Disperindagkop Tidore bahwa barang yang dipesan untuk Tidore bisa dibawa ke Ternate, Gunawan mengaku sudah ada.
“Saya sudah bicara dengan mereka (Disperindagkop). Dalam perjanjian, jika Tidore tidak mampu serap, saya bisa bawa sisanya ke Ternate,” katanya.
Soal perjanjian harga, Andi Kirana mengaku harga jualnya harus di angka Rp 25 ribu per – kardus. Namun Gunawan menegaskan bahwa dirinya punya bukti soal harga yang ia tentukan.
“Saya ada nota. Saya kasi di Tidore itu Rp 21 ribu. Saya bisa membuktikan itu,” tandasnya. Namun, Gunawan tak kunjung menunjukkan nota harga yang diminta Harianhalmahera.com, saat dikonfirmasi lewat telepon maupun saat bertemu langsung.
Dalam Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (PKPPU) Nomor 7 Tahun 2010, agen tidak memilik hak untuk menentukan harga.
Kembali ditanya, apakah harga jual di Tidore dan Ternate diketahui oleh pihak pabrik ? Gunawan mengatakan, kesepakatan harga jual di Tidore sudah ia referensikan.
“Tapi kalau misalnya pedagang di sana (Tidore) tidak mau menjual dengan harga begitu (berdasarkan kesepakatan dengan pihak agen), saya bisa apa ?,” katanya.
Jika pedagang ritel mematok Rp 27 ribu per – kardus, kata dia, berapa harga yang diambil per – kontainer. “Belum lagi biaya tracking, buruh, siapa yang bongkar kira-kira. Kalau biaya itu tidak dimasukkan terus kita makan apa ?,” katanya.
Berdasarkan estimasi harga dalam menggunakan tol laut untuk pengiriman barang berupa air Flow dari Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, ke Tidore hingga Ternate, untuk biaya mobil truk dari pabrik ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebesar Rp 1.250 ribu per – ret.
Biaya kapal dari Surabaya ke Tidore Rp 7.695 ribu per – kontainer. Biaya JPT atau Shipper’s sesuai SOP 10 persen sebesar Rp 760 ribu per – kontainer. Biaya bongkar di Pelabuhan Trikora Tidore Rp 1.050 ribu per – kontainer.
Total biaya satu kontainer door (melalui) Tidore dalam Kota Tidore Rp 10.755 ribu. Satu kontainer berisi air mineral merk Flow 220 ML berisi 1.780 kardus. Sehingga estimasi biaya kirim sampai ke door Tidore adalah Rp 6.080 rupiah per – kardus.
Informasi yang diperoleh Harianhalmahera.com, harga air Flow 220 ML dari pabrik sebesar Rp 13 ribu per – kardus. Dengan demikian, maka harga ideal sesuai PKPPU untuk di wilayah Tidore sebesar Rp 19 ribu.
Jika satu unit kontainer berisi air Flow 220 ML untuk Kota Ternate diangkut menggunakan tarif tol laut hingga door Kota Ternate sebesar Rp 12.500 ribu, maka harga jual di Ternate sebesar Rp 20.500 rupiah sesuai PKPPU.
Dari rangkaian pengiriman hingga harga yang dikenakan ini, agen tak rugi. Karena sudah memperoleh potongan biaya atau diskon per – kardus dari pengambilan di pabrik.
Pimpinan PT. Sumber Bening Lestari – Pabrikan air mineral kemasan merk Flow – yang berkedudukan di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Yosep, mengaku tidak bisa menentukan harga di pasaran secara langsung lewat agen.
“Tapi (harga jual) enggak akan sama. Karena ongkos kirimnya kan berat. Enggak bisa harga di satu nusantara ini sama,” katanya.
Karena menurut Yosep, pihaknya tidak mengontrol harga sampai di tempat tujuan. “Kalau ada orang beli (air) di sini terus dijual di Malaysia, masak dipermasalahkan,” tegasnya.
Consigne di Tidore, Berbisnis di Ternate
Jumlah pengusaha yang terdaftar sebagai consigne dalam program tol laut di Tidore berkisar di atas 10. “Termasuk Guna Makmur Abadi. Itu semua dikeluarkan dari Disperindagkop Tidore,” kata Andi Kirana.
Menurut dia, setiap consigne yang dikeluarkan oleh Disperindagkop wajib menandatangani perjanjian yang tertuang dalam pakta integritas. “Di atas materai 6000,” tandasnya.
Soal gudang, kata dia, tidak harus ada. “Tidak wajib punya gudang,” katanya. “Kalau kantor CV. Guna Makmur Abadi, ada. Mereka menempati salah satu ruko di Pasar Sarimalaha.”
Disentil bahwa hampir semua air mineral Flow dibawa ke Ternate, kata Andi Kirana, saat ini CV. Guna Makmur Abadi sedang mengupayakan gudang. “Tapi sebelum ke Ternate, dia suplay ke kios di Tidore. Perjanjian mereka ke Disperindagkop begitu,” katanya.
Namun hasil penelusuran di lapangan, baik mobil yang disewa maupun milik CV. Guna Makmur Abadi sendiri, langsung bertolak ke Ternate. “Kalau itu terbukti nanti kita tegur,” singkat Andi Kirana.
Selama ini, kata dia, Toko Mega Ria menjadi sub distributor air merk Flow di Tidore. Namun Mega Ria belum ada kesepakatan untuk dijual dengan harga Rp 25 ribu per – kardus. “Mega Ria jual di atas dari harga itu. Makanya ditegur Guna Makmur,” tuturnya.
Namun air mineral yang dibawa ke Ternate dan dijual di Toko ATK milik CV. Guna Makmur Abadi seharga Rp 28 ribu per – kardus. Sedangkan tingkat ritel di Tidore dijual Rp 27 ribu dari biaya pengambilan dari oknum TKBM sebesar Rp 23 ribu per-kardus.
Di tempat yang sama, Kepala Disperindagkop Tidore, Syaiful Bahri Latif, mengaku belum tahu persoalan itu. “Nanti saya cek dulu,” katanya. “Kasi kami waktu,” timpal Andi Kirana.
Sebelumnya, Disperindagkop sempat mendesak CV. Guna Makmur Abadi untuk menyiapkan gudang di Tidore. “Karena dalam penerbitan consigne di Tidore itu, kami isyaratakan ke mereka harus punya gudang,” katanya.
Kemarin, lanjut dia, Guna Makmur sempat mengantre gudang yang sedang dipakai PT. Perusahaan Umum Daerah Aman Mandiri. “Tapi belum putus kontrak. Dan sekarang mereka (Guna Makmur) lagi cari gudang,” katanya.
Bagi dia, meski CV. Guna Makmur Abadi belum punya gudang, tapi mereka harus punya kantor cabang di Tidore. “Sebagai wilayah pemasaran sambil mencari gudang,” tandasnya.
Lalu, apakah dengan tidak adanya gudang di Tidore membuat pihak Guna Makmur memanfaatkan jasa Ketua TKPB yang akrab disapa Haji Ismail, untuk menggunakan kontainer sebagai gudang ?
“Menggunakan pihak ketiga itu urusan internal bisnis mereka. Yang salah kalau kontainernya menggunakan consigne lain, itu tidak bisa,” terang Andi Kirana.
Kantor Tak Kunjung Difungsikan
Dalam Peraturan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nomor 53 Tahun 2020 Bab II pada Ketentuan Umum poin 4, consigne harus punya kantor cabang di wilayah dengan kategori 3TP.
Namun itu tidak dimiliki oleh CV. Guna Makmur Abadi sebagai bagian dari syarat program tol laut. “Memang saat ini saya tidak punya kantor di Tidore. Tapi saya didukung oleh semua pengusaha Tidore. Mereka bisa bertanggungjawab untuk saya,” katanya.
Harianhalmahera.com sempat menelusuri keberadaan kantor CV. Guna Makmur Abadi di Tidore atas arahan dari Andi Kirana. “Kantornya ada di Pasar Sarimalaha,” singkat Andi Kirana.
Letaknya di Lantai II Blok i Nomor 06 Rumah Toko (Ruko) Pasar Sarimalaha, Soasio, Tidore. Namun ruko berukuran minimalis itu belum difungsikan sebagai kantor CV. Guna Makmur Abadi sebagai consigne yang terdaftar di Tidore.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar Sarimalaha, Nurhalis Sangadji, mengaku pernah bertemu dengan Gunawan. “Disperindagkop arahkan mereka ke sini dan bertemu saya,” kata Nurhalis.
Saat itu, sudah ada kesepakatan soal penyewaan ruko untuk kantor CV. Guna Makmur Abadi di Tidore. “Saya bilang, untuk persoalan administrasi silakan berurusan dengan dinas,” katanya.
“Kalau sudah beres tinggal tempati saja. Tapi sampai sekarang belum ada kabar,” kata Nurhalis menambahkan.
Analis Perdagangan Ahli Muda Kemendag, Bonny, mengatakan jika barang keluar dari wilayah koordinasi Disperindag, perlu dipertanyakan fungsi Disperindagnya. “Bagaimana prosesnya, gituloh,” katanya.
Namun Bonny lebih fokus pada legalitas alamat Kantor CV. Guna Makmur Abadi. Sebab hasil penelusuran Harianhalmahera.com, Kantor CV. Guna Makmur Abadi justru berada di Ternate. Sedangkan di Tidore belum ada kejelasan.
“Kalau alamat kantor yang disampaikan tidak benar, silakan dicabut pakta integritasnya. Karena tidak mencantumkan alamat yang benar itu pelanggaran, gituloh,” tegasnya. Bonny pun bertanya, “yang mencantumkan alamat palsu kantor tersebut Disperindag atau pelaku usaha ?.”
Saat dijelaskan bahwa kantor CV. Guna Makmur Abadi belum pernah difungsikan, Bonny bilang, “berarti consignenya memalsukan alamat kantornya. Silakan lapor ke Disperindag Tidore, agar pakta integritas mereka dicabut.”
Menanggapi hal itu, Gunawan bilang bahwa ia adalah pengusaha. Harus mempertimbangan biaya yang ada. Namun menurut Nurhalis, biaya sewa ruko per-bulan hanya Rp 144 ribu. “Itu diluar dari retribusi kebersihan Rp25 ribu,” kata Nurhalis.
Tapi kata Gunawan, “(pengusaha) Tidore minta kita harga murah, apakah kita buang biaya untuk harus ada orang yang ditugaskan menjaga toko. Sedangkan mereka tidak mau saya jual ritel. Jadi saya cuman bagi aja.”
Untuk masalah gudang, disebut Gunawan, para pengusaha meminta airnya dititip di Tidore untuk dijual lagi. “Tapi saya lagi upayakan gudang di sana (Tidore),” katanya.
Namun dalam pengiriman sebelumnya, kata dia, pelanggannya selalu memesan barang sebanyak satu unit kontainer. “Jadi tidak perlu turun di gudang lagi. Sebab kalau turun, dimuat lagi, biayanya lebih mahal lagi,” katanya.
“Itu Rahasia Dapur Perusahaan Kami”
Dalam pengiriman air mineral ke Tidore, CV. Guna Makmur Abadi menggunakan Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) PT. Generasi Anak Panah selaku Shipper’s yang berkedudukan di Surabaya. “Saya pakai Anak Panah untuk forwarding (penerusan)-nya.”
Pengiriman lewat Shipper’s PT. Generasi Anak Panah, kata Gunawan, berdasarkan rekomendasi dari Disperindagkop Tidore. “Mereka yang rekomendasikan ke saya soal Anak Panah itu.”
Mengkonfirmasi soal biaya JPT dari Surabaya ke Tidore, Gunawan enggan berkomentar. “Itu rahasia dapur perusahaan kami,” katanya.
Tapi Gunawan justru mengirim rincian biaya dari salah satu JPT saat mengirim barang dari Surabaya ke Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, yang tak pernah ia gunakan untuk mengirim barang ke Tidore.
“Saya cuman sekadar mencocokan data saya dengan data bapak (wartawan Harianhalmahera.com). Saya tidak berani mengatakan sesuatu yang saya tidak dapat mempertanggungjawabkannya. Saya hanya bisa memberikan data saya sendiri,” terangnya.
Sayangnya, panggilan masuk ke nomor ponsel penanggungjawab JPT atau Shipper’s PT. Generasi Anak Panah di Surabaya, Enik Yulianata, tak kunjung diangkat. Permohonan wawancara yang dilayangkan lewat aplikasi tukar pesan WhatsApp tak pernah digubris.
Sementara, nomor ponsel Gunawan Sutanto selaku penanggungjawab Consigne CV. Guna Makmur Abadi yang terlampir dalam Logistik Communication System tak bisa dihubungi. Gunawan pun memilih bungkam saat ditanya keabsahan nomor kontak ponselnya itu.
Berbeda dengan nomor ponsel milik Gunawan yang kerap dihubungi Harianhalmahera.com. Ini mengindikasikan PT. Generasi Anak Panah diduga memalsukan nomor ponsel Owner CV. Guna Makmur Abadi sebagai pengguna jasanya.
Berikut petikan wawancara antara wartawan Harianhalmahera.com (Hh), Nurkholis dengan Penanggungjawab CV. Guna Makmur Abadi (GMA), Gunawan Sutanto, dalam rantaian bisnisnya menggunakan program tol laut di Kota Tidore Kepulauan.
Hh: Mengapa di toko ATK milik CV. Guna Makmur Abadi mematok harga air mineral kemasan merk Flow ukuran gelas sebesar Rp28 ribu per – kardus ?
GMA Gunawan: Saya kan jual di toko sana (Toko ATK CV. Guna Makmur Abadi – Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Kota Ternate Tengah) itu ritel. Rp28 ribu itu ritel kan ? Ritel kan ?
Hh: Kalau harga untuk pengambilan di gudang sini (Gudang CV. Guna Makmur Abadi – Jalan Anggrek, Dacomib, Kota Baru, Ternate Tengah, Kota Ternate) ?
GMA Gunawan: Tetap Rp 28 ribu.
Hh: Mengapa tetap di harga itu ?
GMA Gunawan: Melindungi toko lain.
Hh: Maksudnya toko lain ?
GMA Gunawan: Saya grosir. Saya yang menyuplai mereka. Kalau saya jual dengan harga sama, mereka enggak mau jual barang saya. Mendingan kita ngambilnya di sini (gudang) semua.
Hh: Berapa harga yang diambil langsung dari Pabrik Flow ?
GMA Gunawan: Saya enggak bisa jawab dong, itu rahasia dapur saya.
Hh: Di pabrik kasi berapa ?
GMA Gunawan: Dapur saya dong.
Hh: Dalam PKPPU (Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Nomor 7 Tahun 2010, agen tidak memilik hak untuk menentukan harga.
GMA Gunawan: hmmm…
Hh: Sesuai kesepakatan dengan Disperindagkop Tidore, harganya harus Rp25 ribu per – kardus.
GMA Gunawan: Bapak (wartawan Harianhalmahera.com) ada bukti enggak ?
Hh: Ada rekaman hasil konfirmasi saya dengan Ibu Andi Kirana.
GMA Gunawan: Oke silakan. Bapak angkat aja tu bukti itu. Silakan
Hh: Apakah ada surat izin dari Disperindagkop Tidore bahwa airnya boleh dibawa dan dijual di Ternate ?
GMA Gunawan: Ada. Maluku Utara
Hh: Kalau tidak ada penyerapan di Tidore, kenapa tidak diestimasikan untuk memesan dua unit kontainer saja ?
GMA Gunawan: Silakan minta data di Disperindag, sebelumnya itu sekali masuk (ke Tidore) berapa ? Karena saya cuman dari data yang lama.
Hh: Kenapa Guna Makmur menyisahkan satu unit kontainer untuk Ketua TKBM Pelabuhan Trikora ?
GMA Gunawan: Dia bongkar untuk orang yang membeli, masak enggak boleh. Tapi tetap lewat saya. Jadi saya minta bantu ke dia (Haji Ismail) untuk membongkar punyanya orang. Dia kan hidupin buruh. Enggak mungkin kan saya minta gratis. Selesai.
Hh: Kenapa Guna Makmur menaikan harga dengan alasan pandemi Covid-19 (Harian Halmahera menunjukan Surat Pemberitahuan Perubahan) ?.
GMA Gunawan: Kita kan bayar pakai Bank. Kita pengusaha (jatuh) tempo, terlambat, menurut bapak (wartawan Harianhalmahera.com), saya rugi atau untung ? Apakah saya harus bertahan dengan harga lama, sedangkan temponya dia perjanjian tidak sesuai.
Hh: Apakah sudah ada perjanjian harga dengan pihak pabrik Air Flow ?
GMA Gunawan: Pabrik asal persetujuan dengan saya, sub distributor dengan saya, beda. Enggak ada sangkut pautnya sub distributor dengan pabrik. Karena dia cuman Sub.
Hh: Tapi dalam PKPPU Nomor 7 Tahun 2010, agen tidak memilik hak untuk menentukan harga.
GMA Gunawan: Enggak boleh menaikkan harga karena sub distributor. Makanya sekarang saya tarik sub distributor. Saya enggak mau kasi sub distributor lagi, karena kenaikan harga itu. Karena di sana menikmatinya enggak seperti itu.
Hh: Pedagang ritel di Tidore menjual dengan harga Rp 27 ribu. Sementara, mereka ambilnya di oknum buruh TKBM Rp 23 ribu.
GMA Gunawan: Jangan bilang ritel.
Hh: Tapi kan mereka ambilnya satu pintu ?
GMA Gunawan: Oke, apakah pengusaha di sana (Tidore) tidak butuh hidup ? tidak butuh lebih makmur ?
Hh: Tapi harganya…
GMA Gunawan: Loh iya, pengusaha bisa membuktikan kalau dia ambil di saya Rp 21 ribu? Kalau dia mau jual berapa, jangan cari saya, cari dia (pedagang ritel). Tanya dia.
Hh: Berapa sih harga yang diambil Guna Makmur dari pabrik ?
GMA Gunawan: Itu dapur saya dong (senyum)…
Hh: Kenapa Guna Makmur hanya mau membuka rincian harga pengiriman barang dari Surabaya ke Jailolo, Halmahera Barat ?. Kenapa tidak Tidore juga ?
GMA Gunawan: Boleh, nanti kalau diperlukan saya bisa buka semua di media yang netral menurut saya.
Hh: Mengapa Guna Makmur menjual dengan harga yang diduga tidak sesuai PKPPU, jika Guna Makmur benar-benar agen Flow di Maluku Utara ?
GMA Gunawan: Untuk masalah itu saya no coment, hehehe…
Hh: Jika tidak sesuai dengan PKPPU, berarti semua pengusaha di Tidore berhak seperti Guna Makmur untuk memperoleh air Flow dari agen mana saja, sepanjang itu tergolong murah ?
GMA Gunawan: Hahahaha… iya, iya iya, no coment, no coment.
Hh: Mengapa Guna Makmur menaikan harga air Flow, sesuai surat yang saya perlihatkan tadi, sementara harga pabriknya tidak naik ?
GMA Gunawan: (senyum) oke, no coment.
Hh: Berdasarkan PKPPU, agen tidak berhak menaikkan harga.
GMA Gunawan: no coment.
Hh: Mengapa Guna Makmur mengirim air kemasan Flow 10 unit kontainer dengan fasilitas tol laut, dan separuh barang dibawa ke Ternate. Sementara harga jualnya cukup tinggi. Apakah Ternate masuk dalam kategori 3TP ?
GMA Gunawan: Iya, saya tahu itu.
Hh: Jika benar diizinkan oleh Disperindag Tidore, bisa saya lihat surat izinnya ?
GMA Gunawan: Kalau itu saya no coment…
Hh: Mengapa kantor Guna Makmur di Tidore tidak difungsikan ?
GMA Gunawan: Kantor di Tidore sudah pasti. Sekarang saya tutup, tapi by phone kan bisa.
Hh: Dalam ketentuan Permendag harus ada kantor perwakilan di wilayah 3TP.
GMA Gunawan: Tapi peraturan pemerintah saat ini, pada saat Covid disarankan untuk by phone semua.
GMA Gunawan: Saya bisa minta tolong enggak, sekalian kalau bisa promosikan saya sedikit, bahwa Guna Makmur Abadi jual air Flow di Tidore dengan harga Rp 21 ribu. Kalau dengan data bapak, saya tidak bisa pertanggungjawabkan dan saya no coment.