EdukasiHalut

AWPI-Akademisi Diskusi Terbuka Soal Jurnalistik

×

AWPI-Akademisi Diskusi Terbuka Soal Jurnalistik

Sebarkan artikel ini
DISKUSI ; Wartawan yang tergabung dalam Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia menggelar diskusi bersama para akademisi di Halmahera Utara (Foto : Istimewa)

HARIANHALMAHERA.COM–Setelah gelar sosialisasi peran media dan hokum terhadap pelajar, kini Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) kembali gandeng akademisi melaksanakan kegiatan diskusi terbuka soal kapasitas dan integritas sebagai pekerja jurnalis.

Kegiatan yang diselengarakan pada hari Sabtu (21/5) di cafe Batona Tobelo tersebut telah menghadirkan tiga narasumber, yakni Melki Mole, akademisi Universitas Halmahera (Uniera), Feki Manyila, praktisi hukum/akademisi Uniera dan Toni Hangewa, mantan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Pulau Morotai.

Melki sendiri menuturkan bahwa AWPI Halut harus menjadi garda terdepan dalam mengungkap isu mengenai kekerasan perempuan dan anak. “Perhatian terhadap masalah seperti itu sangat penting dalam membangun sebuah peradaban,”katanya.

Melki pun berharap, AWPI Halut dapat menyampaikan informasi terkait hasil-hasil penelitian perguruan tinggi yang dilakukan para akademisi kepada masyarakat Kabupaten Halmahera Utara. “Sentral pemberitaan yang selama ini dilakukan dominannya adalah isu tentang politik dan hukrim. Namun, hasil riset beberapa perguruan tinggi Halmahera Utara yang dilakukan para akademisi masih terbilang minim menyampaikan sebagai sebuah informasi berita kepada public,”ungkapnya.

Senada disampaikan Feki Manyila, dosen Ilmu Hukum Uniera bahwa kegiatan kewartawanan harus mengedepankan prinsip profesionalitas dalam mewujudkan informasi mendidik pada masyarakat di Kabupaten Halut. “Seorang wartawan harus mengedepankan prinsip Jurnalismenya atau kode etik, sehingga isi pesan yang disampaikan dalam berita tidak memisahkan dari realitas kejadian,”ujarnya.

Sementara itu ketua AWPI, Sandros H Didide, menambahkan setiap gagasan yang muncul dalam ruang diskusi tersebut sangat diperlukan untuk memperbaharui tugas dari setiap wartawan AWPI. “Kami AWPI perlu masukan dari akademisi sejauh mana pandangan terkait dengan kerja-kerja jurnalis di Kabupaten Halut sehingga catatan tersebut dapat dijadikan bahan koreksi bagi para wartawan khususnya dalam AWPI,”imbuhnya.

“Meskipun kita terus melakukan kegiatan-kegiatan tetapi memisahkan diri dalam ruang diskusi maka seorang wartawan akan luput dari perkembangan informasi pengetahuan tentang fungsi-fungsi jurnalis,”pungkasnya.(san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *