HARIANHALMAHERA.COM–Setelah sekian lama dibuat patah semangat, kini petani kopra di Halmahera Utara (Halut) kembali dibuat ‘senyum’. Sebab harga komoditi dengan bahan dasar daging kelapa tersebut kembali naik.
Julham Petir, warga Desa Bobisingo, Kecamatan Galela Utara, mengaku kembali bersemangat setelah mendengar harga korpa kembali naik. “Karena jujur saja, kami ini sudah merasa malas mengurus kopra,” aku Julham.
Dia mengaku, saking tidak adanya semangat para petani, buah kelapa yang jatuh pun sampai tumbuh kembali. “Mereka sudah malas urus kopra karena harga yang kurang stabil,” tuturnya.
Dia pun berharap di momentum Pilkada Serentak 2020 ini, siapapun calon kepala daerah yang terpilih dapat memperhatikan nasib para petani kopra. “Terutama harga kopra di pasaran,” katanya.
Pantauan Harian Halmahera di sejumlah gudang pengumpul, untuk 1 kilogram kopra naik sebesar Rp7.000. ”Jika dikali 100 kilogram, maka naik sebesar Rp700.000,” ucap Mira, salah satu pemilik gudang kopra di bilangan jalan Pelabuhan, Desa Wosia, Tobelo, Selasa (29/9).
Menurut Mira, naik dan turunnya harga korpa dipengaruhi kebutuhan minyak dunia.”Sebelumnya, 1 kilogram harga kopra di Tobelo Rp6600. Kalau dikali 100 kilogram berarti Rp600 ribu lebih,” jelasnya.
Sebelumnya, kata dia, dalam sehari harga kopra yang dijual petani sebanyak 10 hingga 15 ton. “Tapi sekarang bahkan di atas 20 ton. Tentu ini juga sangat menguntungkan bagi kami,” katanya.
Hal senada diungkapkan French What, pemilik Gudang Kopra Timbul Jaya di Desa Wosia. “Sekarang 100 kilogram (kopra) naik Rp700.000. Sebulan sebelumnya di atas 1 kilo sebesar Rp6600. Kalau dikali 100 kilo sebesar Rp650.000,” jelasnya.
Dalam sehari, kata dia, kopra yang masuk di gudangnya di atas 15 hingga 19 ton. “Sebelumnya paling banyak itu hanya 10 ton. Ini mungkin pengaruh kenaikan harga. jadi para petani pun mulai ambil kesempatan,” katanya. (tr-5/kho)